Kudeta Mesir: Gangguan Kejiwaan Merebak!


By: Nandang Burhanudin
****

Sebuah kisah nyata berulang kali terjadi, saat ini di negeri Al-Azhar. Berikut kisah-kisah itu;

Ada dua anak usia SD yang berada di satu sekolahan. Anak yang pertama, ayahnya seorang perwira militer. Anak yang kedua, seorang dokter gigi yang memiliki klinik sendiri. Dalam perjalanannya, kedua anak ini sangat akrab. Hingga terjadilah revolusi 25 Januari yang melengserkan Mubarak dilanjutkan dengan terpilihnya Mursi.

Ayah yang perwira militer, sejak Mursi berkuasa sudah jarang nampak mengantarkan putrinya. Sedangkan ayah yang dokter, ia makin aktif mengadakan pengobatan gratis, bakti sosial, dan program-program kemasyarakatan lainnya. Lalu tak lama berselang, kudeta 30 Juni terjadi. Di saat liburan sekolah anak-anak Mesir dimulai. Ayah yang militer 3 minggu tidak kembali ke rumah. Demikian juga ayah yang dokter gigi.

Maka pada saat tahun ajaran baru mau dibuka, semua orangtua murid diundang hadir. Termasuk kedua anak tadi. Anak yang ayahnya militer, sempat dihantarkan oleh ayahnya. Berpakaian rapih dan cantik. Sedangkan anak yang berprofesi dokter gigi, ia berjalan dihantarkan neneknya. Terjadilah dialog berikut; M (militer), I (Ikhwan).

M: "Kemana kamu waktu liburan Ramadhan?"
I: "Ooh ... aku ikut ayat di Rab'ah. Kamu?"
M: "Ohh .. Rab'ah, ada saudara kamu kah? Oh kalau aku, ada di rumah terus. Ayah sibuk! Jarang pulang!"
I: "Ya Rab'ah, masjid Rab'ah!"
M:"Masjid Rab'ah? Terus ayah kamu dimana sekarang?"
I: "Ya masjid Rab'ah. Ayah aku dah tiada..."
M : "Oo .. ayah kamu seperti yang diberitakan di TV, termasuk teroris itu yah?"
I : "Bukan ayah aku syahid!"

Mendengar obrolan putrinya, ayahnya yang militer langsung menarik tangan putrinya. "Balasy kalam baa'ah ... (Sssst .. dieem) jangan banyak bicara!"

Ayahnya lemas. Ia tak konsentrasi menghadiri acara. Sesampainya di rumah, badannya menggigil demam. Ia memang tidak ikut serta dalam pembantaian itu. Sebab ia berjaga di lokasi yang lain. Namun sebagai perwira, sepatutnya ia bisa berbuat sesuatu agar nyawa dan darah rakyat Mesir yang tak berdosa dapat diselamatkan.

Kini sang perwira masih terbaring sakit. Beberapa kali didiagnosa, penyakit utamanya adalah stress. Benar yang dikatakan Syaikh Sya'rawi, "Orang yang zhalim, tak akan pernah merasakan rehat selama hidupnya, sebelum ia bertaubat dan memupus kezhalimannya dengan qishash."

Mahabenar firman Allah,
وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS: An-Nisaa Ayat: 104)

Boleh jadi, Ikhwanul Muslimin dan masyarakat yang prokonsitusional saat ini adalah pihak yang paling menderita; Hak konstitusional dirampok, dibunuh, dikejar-kejar, ditangkap, dipenjara, harta kekayaan disita, usaha dimatikan, hingga kehormatan dilecehkan, hingga kemudian dituduh teroris-antek AS-antek Israel. Namun jangan dikira orang-orang yang melakukan semua itu, dari mulai kepala ular hingga ekor ular berbisa, mampu merasakan ketenangan. Mereka akan mengalami ganguan mental, termasuk polisi-militer Kristen yang melakukan semua itu.

Allah ternyata ingin membedakan, bahwa perbedaannya terletak dari: harapan! Harapan para pelaku teror hanyalah materi! Namun harapan para pejuang itu adalah; anugerah terindah dari Allah yang sama sekali tidak mereka harapakan. Allah pun ingin menguji kesabaran dan keikhlasan doa-doa, curahan air mata, dan kucuran darah. Allah berkehendak menjadikan para pejuang itu putus asa, selain mengharap pertolongan Allah.

Bayangkan, PBB diam. AS yang kampiun demokrasi malah menjadi kreator kudeta. Saudi-Teluk (kecuali Qatar) adalah donatur. Rusia kini telah menerima baik-baik Menlu Mesir. Seakan nyawa pejuang itu tak ada nilainya sama sekali. Saat itulah, sebagai manusia -siapapun- akan putus asa. Kapan itu pertolongan Allah? Jawabannya: dekat. Kapan? Ya dekat. Allah yang Merahasiakannya. Yang jelas, para pejuang itu telah mencatatkan diri dalam sejarah, sebagai pejuang nyata tidak sekedar tebar pesona! DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment