Pelaku Kudeta Mesir: Makin Stress
by : Nandang Burhanuddin
Dari hari ke hari, kondisi kejiwaan pasukan kudeta mulai menurun. Fitrah jiwa yang diyakini di luar kebiasaan rakyat Mesir, membuat militer dan polisi Mesir berada di puncak stress. Tekanan perintah atasan/komandan, namun nurani tetap menolak untuk membunuhi demonstran damai.
Kini para perwira menengah setingkat kompol/mayor hingga kolonel/kombes yang langsung terjun ke lapangan, banyak yang enggan memilih jalur kekuatan. Salah satunya adalah AKBP Nabil Faraj, Deputi Kepala Poltabes Giza. Saat turun perintah untuk menyerbu daerah Karadisah, ia lebih memilih menggunakan lobi dan dialog. Kemarin dialog itu tercapai. Sehingga tadi malam diadakan syukuran atas damai yang dicapai dengan penduduk. Syukuran damai tersebut tidak dihadiri perwakilan kemendagri. Sehingga sang deputi datang mewakili. Namun tanpa diduga, ia menemui ajalnya setelah ditembak.Peristiwa ini terjadi tanggal 18/09/13. Namun disiarkan -katanya- LIVE oleh TV-TV kudeta, pada esok harinya (19/09/13)
Menurut ahli forensik yang diwawancarai stasiun TV CBC, jelas tembakan dilakukan dalam jarak 0.5-1 meter dari dari samping di bawah ketiak, hingga tembus ke jantung. Melihat hasil otopsi, tidak mungkin ia ditembak dari jarak jauh. Karena setiap aparat dilengkapi baju antipeluru. Penembakan ini, mengindikasikan bahwa para petinggi kemendagri dan militer lebih memilih jalur perang terhadap demonstran yang antikudeta.
Di sisi lain, TV dan media massa terus menerus menebar provokasi dusta. Namun media juga dihadapkan pada realita, para penolak kudeta kini tidak lagi didominasi Ikhwan. Karena semua pengurus Ikhwan sudah berada dipenjara atau dibunuh. Penolak kudeta justru dari kalangan Liberal-Sekuler-Koptik yang tidak mengira bahwa peristiwa kudeta tidak sekedar melengserkan Mursi dan menjauhkan Ikhwan dari kekuasaan, akan tetapi melampaui batas dengan "kekuasaan tunggal" sang jenderal kudeta.
Apakah para perwira menengah akan diam? Kita tunggu!
0 komentar:
Post a Comment