Kisah Bapak Tua dan Ladangnya


 Tiada lagi yang tersisa di ladang kecilnya itu. Sebagian besar pohon dan tanaman telah mati karena terkena gas kimia dalam serangan rezim zhalim Basyar Asad.

Setiap kali saya berdiri bersama beliau di hadapan salah satu dari pohon-pohon aprikot dia akan menarik nafas dalam…mendesah, lalu kemudian berkata, “Saya telah menjaga mereka seperti anak-anak saya sendiri, mungkin suatu hari nanti Asad akan mengidamkan untuk makan buah aprikot dan dia akan mendapati bahwa tiada lagi buah aprikot yang tertinggal.”

Dia teringat puluhan tetangganya terbunuh dalam serangan senjata kimia, ia pun menyebut nama nama mereka satu persatu, setiap kali mengucapkan satu nama, ia menangis, lalu kemudian terdiam lagi dan mengucapkan nama tetangganya yang lain lalu menangis.

Hingga ia berhenti dari tangisnya dan berkata, semua anggur dan pohon-pohon aprikotnya adalah hasil jerih payahnya selama 70 tahun, ia telah bekerja keras merawat tanaman-tanaman yang merupakan sumber penghasilan keluarganya. Dia masih merasa sangat sedih ketika harus membuang wadah buah-buahan di ladangnya karena khawatir telah tercemar dengan bahan kimia.

Masih teringat jelas olehnya kematian lembu yang disayanginya dan ia meratapi kehilangannya seperti seorang penyair menangisi kepergian orang yang dicintainya.

Di ladang itu terdapat dua pohon yang mati kekuningan. Mata saya terpandang ke atas kedua pohon itu dan saya berkata kepadanya, “Kedua-duanya juga mati akibat gas kimia, kan?” Sebuah pertanyaan yang saya tidak begitu menanti jawabannya.

Tetapi saya terkejut ketika dia berkata “Tidak sayang, mereka mati sebelum serangan kimia, kami tidak mau menuduh siapapun.”

Apakah anda percaya?! Rezim Assad membunuh dan menghancurkan segala-galanya di dalam ladang, semua ketidakadilan dan kekejaman ini Asad lakukan kepada seorang bapak yang sudah sangat tua, namun meskipun demikian bapak itu tidak mau berbohong apabila terdapat dua pohon yang telah mati sebelum serangan.

Meskipun bisa saja dengan apa yang telah Asad lakukan padanya, pada keluarga dan seluruh yang ia miliki, ia dapat berkata bohong bahwa kedua pohon itu juga dihancurkan Asad dengan gas kimia.

Sungguh betapa jujur dan baiknya hati bapak tua ini. Meskipun rezim zhalim Asad telah mengambil segala yang ia miliki. Dan tidak ada lagi yang tersisa padanya.(bumisyam)

Diterjemahkan dari status Facebook seorang jurnalis Mahmoud Zaibak pada hari Sabtu 15 September 2013, dan dipublikasikan oleh fan page Speak Up 4 Syrian Children dan Syria Care – Indonesia. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment