Hakim Pembela Demokrasi dan Independensi Peradilan Mesir menyatakan keprihatinan mereka atas meninggalnya tahanan politik Ikhwanul Muslimin (IM) yang meninggal di penjara Delta Nil, Kota Mansoura, pada Kamis (26/9) lalu.
"Safwat Khalil (59) meninggal setelah kesehatannya tiba-tiba saja memburuk, terutama setelah ia dibawa ke pengadilan dalam sebuah mobil van polisi dan bukan mobil ambulan," kata pengacaranya.
Pemimpin IM itu ditangkap bulan lalu bersama puluhan pendukung IM atas tuduhan menghasut kekerasan dan kepemilikan senjata.
Gerakan hakim itu juga mengecam tindakan militer yang dianggap tidak manusiawi terkait penangkapan petinggi, anggota dan warga yang berafiliasi dengan IM.
Pihaknya juga prihatin atas kondisi dua petinggi IM lain yang kini memburuk dan dipindahkan ke rumah sakit. Mereka adalah mantan pemimpin IM, Mahdi Akef (86) dan Anggota Dewan Syura, Yousry Toayleb.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Jumat (27/9), para hakim mengatakan, "Meskipun ini datang dari tiga kasus dari penjara yang berbeda (Tora, Menoufia dan Mansoura), pengaduan mereka sama, adanya indikasi perlakuan buruk terhadap tahanan, menahan mereka di tempat dan kondisi yang ilegal, merampas hak-hak mereka, dan tidak memberikan perawatan yang diperlukan, serta pembatasan kunjungan ".
Pernyataan itu juga mengkritik praktek penutup mata bagi anggota kehakiman sebelum mereka bertemu dengan Mursi untuk menginterogasinya. Sampai saat ini Mursi yang ditahan di bawah pengamanan militer belum diketahui keberadaannya.
Sebelumnya, tambah pernyataan, pengadilan pidana Mansoura mengeluarkan keputusan untuk membebaskan Khalil, namun jaksa penuntut menolaknya, inilah yang menyebabkan Khalil sakit parah, klaimnya. (mina).
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment