Ahmad Dzakirin
Israel-Arab Saudi-Uni Emirat Arab berada dibalik aksi kejahatan di Mesir. David D Kirikpatrick, Peter Baker dan Michael R Gordon mengurai peran mereka atas tragedi berdarah dan kejahatan atas kemanusiaan di Mesir.
ISRAEL telah berkarib dengan Jenderal Abdel Fattah as Sisi sejak memegang jabatan sebagai KEPALA INTELEJEN MILITER mesir. Israel mendorong Jenderal haus darah ini untuk menggulingkan Presiden Muhammad Mursi yang terpilih secara demokratis. Melalui komunikasi intensif dengan As Sisi, Israel menggaransi bahwa AS TIDAK AKAN menghentikan BANTUAN MILITER atas junta kudeta di Mesir. Selanjutnya, raksasa lobby Yahudi, AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee) BERKIRIM SURAT kepada para seluruh Konggres AS agar membatalkan amandemen penghentian bantuan atas Mesir per 31 Juli. Seruannya, amandemen yang dipelopori Rand Paul ini "dapat mendorong instabilitas di Mesir, merusak kepentingan strategis AS dan berdampak buruk kepada sekutu kita, ISRAEL." Hasilnya mujarab, 86-13 untuk anti amandemen.
Menlu UNI EMIRAT ARAB Abdullah bin Zayed al Nahyan secara khusus terbang ke Washington mendesak AS untuk tidak menghentikan bantuan keuangan kepada Mesir. Disamping, UEA sendiri mengucurkan milyaran dollar demi mendukung rejim kudeta bersama Arab Saudi dan Kuwait. Disaat upaya rekonsiliasi berlangsung, para Diplomat Barat menyakini bahwa raja Uni Emirat Arab secara rahasia melobi aparat keamanan Mesir segera MEMBERANGUS Ikhwan.
Arab Saudi memainkan peran penting di belakang junta kudeta. Saudi menjadi negara pertama yang mengucapkan selamat atas penggulingan Mursi dan menjadi donor terbesarnya. Saat ribuan korban sipil berjatuhan akibat tindakan brutal aparat militer, Raja Abdullah kembali menyampaikan dukungannya kepada sekutu militer di Mesir dalam memerangi 'teroris' dan memulihkan kembali 'stabilitas'.
Demi melihat perannya dalam kejahatan, maka tidak berlebihan jika ketiganya ditabalkan sebagai TIGA POROS KEJAHATAN (Axis of Evil)
#Fir'aun-dan-bala-sekutunya-akan-jatuh...
0 komentar:
Post a Comment