Jubir IM: Logika yang Diterima, “Sudah Saya Bilang, Demokrasi untuk Siapa Saja, Kecuali Partai Islam”
Gehad El-Haddad, salah seorang juru bicara Ikhwanul Muslimin (IM) menjelaskan sudut pandang gerakan ini terkait situasi “dead lock” di Mesir dalam wawancaranya dengan Joel Gulhane dari Daily News Egypt.
Dapatkah Anda mengklarifikasi laporan bahwa Ikhwanul Muslimin bersedia bernegosiasi dengan diperantarai Uni Eropa?
Saya rasa Reuters mendramatisasi fakta di sini. Faktanya adalah Uni Eropa (EU) meminta pertemuan dengan Ikhwanul Muslimin. Mereka ingin memahami apa posisi kami dan apa yang bisa membawa kami ke meja perundingan dengan militer.
Balasan kami adalah informal dan formal. Kami katakan kepada (Catherine) Ashton bahwa 3 hal diperlukan:
Pertama, pembatalan kudeta, pemulihan penuh legitimasi konstitusional dari negara, termasuk mengembalikan presiden, mengaktifkan kembali konstitusi dan dewan syura.
Kedua, pengutukan kudeta yang dilakukan militer. Katakan bahwa itu adalah kudeta militer dan kutukan terhadap hal terebut sehingga semua rakyat tahu itu.
Ketiga, pengutukan terhadap pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan dan kriminalistas yang dilakukan oleh rezim kudeta militer.
Itulah permintaan kami. Jika Anda ingin meletakkan dalam konteks apa artinya ini sebagai syarat untuk memulai negosiasi maka hal ini sebagai pra kondisi sebelum segala sesuatunya dimulai. Setelah itu segala selain itu tergantung pada meja rekonsiliasi. Hal ini termasuk amandemen konstitusi, pemilu untuk memilih parlemen, pemilu untuk memilih presiden, keseluruhan roadmap yang dikatakan Presiden seperti dua hari sebelum digulingkan dan roadmap yang sama yang dinyatakan oleh Menteri Pertahanan ketika itu, (Abdul Fatah) Al-Sisi.
Kita akan melalui jalan dengan tahapan yang sama. Satu-satunya perbedaan adalah yang satu berpihak pada legitimasi konstitusional dan yang satunya lagi berpijak pada legtimasi tank dan senjata.
Anda mengatakan ada syarat pra kondisi untuk negosiasi, tapi ketika masanya Mohammad Mursi di kantor dia tidak menerima pra-kondisi dalam meja perundingan bagi rekonsiliasi nasional. Jadi maksud Anda sekarang kita membandingkan Presiden yang terpilih melalui pemilu dengan tank militer ?
Tidak, tapi mungkin sulit untuk membawa rakyat ke meja perundingan dengan syarat seperti itu.
Sebenarnya, kami tidak tertarik membawa militer ke meja perundingan apapun. Kenyataannya, ketika kami mengatakan dialog nasional dan rekonsiliasi, itu tidak termasuk militer. Militer itu bukan salah satu kekuatan politik, dan mereka harus menerima ide ini di kepala mereka. Peranan militer harus netral dan berada di barak dan mereka harus dipaksa kembali ke barak dan tidak boleh kapan pun untuk kembali ke panggung politik Mesir.
Kita telah mengalami penderitaan dua kali periode pemerintahan dengan militer yang mengatur politik Mesir. Terakhir adalah tahun 1954 dimana kita berada dalam pemerintahan absolut (zaman Gamal Abdul Naser), mempercayai pihak militer untuk menerapkan pemilu yang demokratis. Mereka tidak pernah melaksanakan itu. Politisi dan rakyat Mesir harus membawa negeri ini kembali kepada tangan mereka (sipil) sebagaimana mereka lakukan pada revolusi 25 Januari 2011. Kami berdiri di pemilu presiden, pemilu parlemen, dua amandemen konstitusi dan satu referendum konstitusi, dan semua itu dibuang ke sampah oleh pihak militer. Apakah ada jaminan mereka tidak akan melakukan hal itu lagi?
Kita telah diskusikan sebelumnya apa yang bisa dinegosiasikan dan apa yang tidak bisa dinegosiasikan?
Apapun. Sekali kita memulihkan konstitusi, semuanya bisa dinegosiasikan. Mengapa tidak kita menyelengarakan pemilu parlemen? Akan ada legitimasi perwakilan rakyat yang resmi, kemudian mereka bisa meratifikasi amandemen konsitusi dan mendorong referendum, kemudian memberhentikan Presiden, lalu menyelenggarakan pemilu Presiden atau bahkan mengadakan referendum untuk menentukan Presiden boleh terus atau tidak.
Dengan cara ini akan ada legitimasi rakyat, dan bukannya dengan cara militer membela salah satu pihak yang protes, sebab hal ini memotong pihak lainnya dan hanya membela salah satu pihak, sebab militer tidak punya hak untuk melakukan hal seperti ini, setidaknya seharusnya mereka tidak melakukan itu.
Laporan dari Guardian mengatakan bahwa anggota Ikhwanul Muslimin bernama Mohammad Ali Bishr, mengklaim terlah melakukan negosiasi dengan pihak militer. Apakah ada dari Ikhwan atau Koalisi Nasional Anti Kup yang melegitimasi bahwa telah ada kontak dengan pihak militer maupun pemerintah interim?
Dengan pihak militer? Ya… Mohammad Ali Bishr telah melakukannya. Namun itu bukan negosiasi. Kita tidak pernah menutup pintu untuk komunikasi sebab hal itu membuat pihak lain mengerti posisi pihak lainnya, dan itulah yangkami lakukan. Mereka menanyakan bagaimana sikap kami dan kami mengatakan, “Apakah Anda telah mengirim undangan kepada kami dalam bentuk apapun namanya, dengan cara mengirim peluru dan membunuhi demonstran, menutup kantor kami dan menyita aset kami, menutup saluran TV kami menutup surat kabar kami dan memenjarakan pemimpin kami? Apakah ada semacam undangan yang kalian kirimkan kepada kami?” Tentu saja tidak.
Kami datang untuk mengomunikasikan penolakan kami sebagaimana anggapan kami bahwa militer telah melakukan kup (kudeta); kita tidak akan pernah meratifikasi dan kenyataannya apapun keputusan yang mereka lakukan tidak memiliki legitimasi. Apapun yang mereka lakukan tertolak dan ke depan kami bayangkan andaikan gerakan anti kup ini bisa bertahan katakanlah satu tahun, maka itu sudah merupakan sebuah kemenangan, dan selanjutnya kami akan menang; selanjutnya akan menjadi kehendak rakyat.
Tak ada jalan lain lagi. Pada abad 21 ini kudeta militer tak akan dapat menguasai negara. Sebab sekali cara seperti ini dibolehkan maka semua keputusan yang dibuat oleh pemerintahan hasil kudeta dapat berubah atau batal secara sepihak dalam beberapa detik, sebab tak ada satu hal pun yang mendapat legitimasi.
Ada kebingungan seputar siapa saja yang dipenjarakan dan berapa lama? Siapa pemimpin Ikhwan yang telah dipenjara?
Jumlahnya terus bertambah. Ada dua grup. Satu grup adalah Presiden dan tim di sekitarnya. Ada 10 orang yang ditahan bersamaan dengan Presiden. Sebagai catatan, Pakinam Sharkawy tidak termasuk; dia dibebaskan setelah itu. Setelah itu mereka dalam isolasi total, tidak ada komunikasi dan interaksi sampai saat ini.
Setelah itu ada sejumlah penankapan anggota Ikhwanul Muslimin, anggota Partai Kebebasan dan Keadailan (FJP), dan kelompok lainnya juga. Tidak hanya kami namun siapa saja yang menentang kudeta militer. Mereka menangkap Mahdi Akif, penasihat Ikhwan, berumur 88 tahun, Khairat Al-Shatir wakil penasihat, Dr Rashad Bayoumi wakil penasihat juga, Dr Saad Al-Katatni, mantan juru bicara Parlemen dan Presiden FJP, Abdel Moneim Maqsoud, dan pengacara FJP, lawyer yang tadinya datang untuk mengetahui kenapa Al-Katatni ditahan, tapi polisi malah mengatakan , “Kalau begitu kamu juga kami tahan.” Polisi telah bertindak sewenang-wenang.
Anda katakan tidak ada komunikasi sama sekali. Salah satu yang ditahan adalah ayah Anda sendiri Essam El-Haddad. Apakah Anda ada komunikasi dengan dia?
Tak ada interaksi, tak ada komunikasi. Pernah ada salah seorang diijinkan menelpon keluarganya dan mengatakan bahwa mereka baik-baik saja. Satu satu nya yang dikatakan militer adalah bahwa mereka masih menahan mereka di tempat yang dirahasiakan.
Ikhwanul Muslimin menolak menemui Deputi Sekretaris William Burns, tapi bersedia bertemu dengan Catherine Ashton dari EU, kenapa demikian?
Kita tidak menolak ada permintaan sebelum meeting. Kita katakan mari kita melakukan pertemuan; hanya saja tidak pernah terlaksana karena kondisi kami saat itu terkendala logistik dan kami tidak mampu mengorganisir. Kita tidak pernah menutup pintu dialog dengan siapapun.
Kami ingin menjelaskan posisi kami, sehingga rakyat tahu apa yang kami perjuangkan, apa yang kami perbuat dan apa tujuan kami. Inilah yang Ikhwanul Muslimin lakukan dan apa yang Koalisi Nasional Untuk Legitimasi dan Anti Kup lakukan. Kita lakukan hal ini bersama Ashton dan kita siap untuk melakukan itu dengan siapapun.
Pada akhirnya, seluruh manusia di dunia ini harus memahami bahwa ini adalah kudeta militer dan jangan berlagak bodoh mencoba untuk mengatakan bahwa ini bukan kudeta militer. Jika itu yang Anda lakukan, maka satu-satunya hal yang Anda lakukan adalah meningkatkan ketidakpercayaan terhadap hipokrasi Barat. Mencoba mengusung demokrasi dalam beberapa dekade, namun baru pada tes pertama saja Anda telah gagal.
Apakah Anda merasa sedemikian rupa bahwa Amerika berpihak pada militer dan pemerintahan interim?
Mungkin satu dari dua kemungkinan yaitu mungkin Amerika berkosnpirasi dalam kudeta militer atau Amerika menyambut baik kudeta tersebut.Tak ada kemungkinan lain. Tidak ada kemungkinan ketiga di sini dan pasti ini disebabkan posisi kepemimpinan yang telah dipilih Amerika sendiri. Itulah mengapa dunia begitu kacaunya hari ini. Negara-negara utama yang mengampanyekan demokrasi adalah negara yang paling hipokrit, sarat dengan kepentingan, ketimbang mempertahankan prinsip.
Bukan khayalan jika Amerika adalah negara yang paling dibenci oleh kedua belah pihak di negeri ini, sebab mereka mencoba berjalan di sebuah garis yang tidak ada. Anda harus memilih apakah akan berpihak pada prinsip demokrasi atau berpihak pada kepentingan tertentu. Ini di luar ke-naif-an Anda sendiri jika berpikir bahwa kepentingan Anda bisa diraih bersama dengan militer.
Ketika untuk pertama kalinya kita memiliki kesempatan membangun demokrasi di Mesir yang tidak mungkin sukses dalam satu tekanan tombol, perlu proses yang lama dan partisipasi dari semua pihak di dalam dan di luar Mesir, namun di saat yang sama Anda mengizinkan negara-negara tetangga men-destabilisasi pemerintahan Mursi?
Negara tetangga mana yang Anda maksud?
Negara-negara teluk, yaitu yang mendukung kudeta militer, negara yang menyabot bantuan untuk Mesir lebih dari sekali. Negara-negara yang begitu kudeta terjadi buru-buru memberikan pengakuan, mendadak Mesir menjadi sahabat dengan memberikan bantuan US$12 juta (yaitu Saudi Arabia).
Demokrasi akan mengubah wilayah ini jika kita membolehkan ambil bagian sebab aspirasi rakyat untuk memilih sendiri pemimpinnya., tapi jika Anda menutup jalan untuk transfer yang damai melalui demokrasi Anda telah memutus kemampuan orang bijak untuk menentang logika digunakannya kekerasan. Dan kini, logika yang diterima adalah: “Sudah saya bilang, demokrasi adalah untuk siapa saja kecuali untuk partai Islam. Maka hal ini akan melegitimasi digunakannya kekerasan.”
Banyak yang mengatakan selama kekuasaan Mursi telah menampilkan cara-cara yang tidak demokratis seperti deklarasi konstitusional pada November 2012, penunjukkan Talaat Abdallah sebagai Jaksa Agung dan cara bagaimana konstitusi diubah melalui referendum.
Bahkan dari cara Anda bertanya menunjukkan di mana letak masalahnya. Anda katakan perubahan konstitusi didorong terlalu cepat. Itu tidak benar. Perlu waktu 6 bulan bandingkan kini pemerintahan interim (produk kudeta) mengumumkan perubahan dalam 4 bulan. Makan waktu 6 bulan bukan karena Mursi menentukan itu melainkan karena Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) mengamandemen konstitusi 2011 telah mengunci dalam roadmapnya hanya memberi waktu 6 bulan untuk menulis perubahan konstitusi. Sebagian besar keterbatasan pilihan itu disebabkan proses interim dimana SCAF lah yang menentukan. Bahkan pembubaran parlemen pun melalui mekanisme yang sama.
Mari kita letakkan dua aturan di sini. Pertama, setiap orang tidak berhak walaupun departemen negara sekalipun untuk menyatakan bahwa kepemimpinan Mursi tidak demokratis. Begitu pula dengan Anda. Yang boleh menentukan demikian hanyalah rakyat Mesir. Kedua, rakyat Mesir tidak berbicara melalui talk shows atau akun Twitter atau melalui pemimpin yang tidak terpilih melalui pemilu, yang tidak berhak mengatakan apapun mengatasnamakan rakyat.
Rakyat berbicara melalui dua mekansme, yaitu apakah menyuarakan langsung aspirasinya melalui kotak suara pemilu atau melalui perwakilan mereka di dewan atau parlemen. Ada dua lembaga perwakilan di Mesir yaitu Presiden dan Dewan Syuro. Bagi selain itu, hanyalah opini pribadi dan oke-oke saja tidak masalah dalam konteks proses demokrasi. Dalam konteks ini apapun yang seseorang katakan kita akan jawab: “Kalau begitu mari kita selenggarakan pemilihan parlemen.”
Dengan cara demikian, Anda akan memiliki wakil di Parlemen yang akan menyuarakan aspirasi Anda. Dan wakil Andalah nanti yang memutuskan apakah Presiden menjalankan pemerintahannya secara demokratis atau tidak. Parlemen juga yang memutuskan apakah harus diselenggarakan pemilu lagi lebih awal atau menyelenggarakan referendum untuk memutuskan apakah Presiden boleh diteruskan atau tidak. Jadi bukan dengan cara menggulingkan Presiden dan mengabaikan hasil pemilu begitu saja, lantas memaksakannya dengan kekuatan senjata, dan melibas siapapun yang menentangnya.
Daily News Egypt baru-baru ini mewawancarai juru bicara militer. Dia menuduh Ikhwanul Muslimin menggunakan senjata dan menggambarkan taktik Ikhwan sebagai perang propaganda. Bagaimana Anda merespon ini?
Saya pikir tuduhan ini sebaliknya justru menunjukkan taktik mereka sendiri, sebab faktanya sangat jelas. Pihak militer dengan naif berpikir bahwa saat ini masih era 1954 dan 1956 (seperti era Gamal Abdul Nasser), sebab mereka menggelar taktik yang sama. Tapi kini adalah era digital, ini adalah era dimana setiap orang memiliki iPhone atau kamera digital yang bisa merekam semua apa yang terjadi dan segera setalah itu ratusan video akan diunggah ke YouTube, menunjukkan fakta-fakta pembantaian dari berbagai sudut yang mendukung semua cerita dan berita. Dan tentara akan dipermalukan, tidak bisa menutupi perbuatannya. Mereka harus menutupi fakta bahwa mereka telah menggunakan peluru tajam untuk membunuhi demonstran bahkan ketika mereka sujud dan beribadah. Yang saya maksud kebodohan macam apa yang mereka lakukan, kebrutalan apa yang mereka lakukan dengan membunuhi orang tak bersenjata dengan amunisi yang dibeli dengan uang dari pajak rakyat?
Ada tuduhan bahwa Ikhwanul Muslimin telah alpa mengutuk serangan terhadap kaum Kristen?
Marik kita bicara fair. Tentu saja selalu ada kutukan karena kami tidak pernah meratifikasi kekerasan dalam keadaan apapun. Satu satunya masa dimana kami meratifikasi kekerasan adalah ketika di bawah okupasi Inggris yang mencoba menjajah negara-negara. Selain itu kami tidak menerma kekerasan.
Di situs resmi Ikhwan yang berbahasa Arab, Ikhwan Online, ada artikel yang mengklaim Syaikh Al-Azhar bergabung dengan Gereja Koptik untuk menggulingkan Mursi. Apakah Anda tidak berpikir bahwa ini adalah stetemen yang provokatif?
Itu bukan situs resmi Ikhwanul Muslimin. Itu adalah salah satu anggota Ikhwan dan penulis yang merepresentasikan ide dari orang-orang dan jika ada yang berpikir bahwa kurang fakta mereka harus berkata pada siapa yang menulisnya.
Ikhwanul Muslimin mengekspresikan sikap resminya melalui dua cara yaitu melalui juru bicara resmi (ada tiga orang) dan melalui surat pernyataan resmi.
Apa respon Anda atas bangkitnya Kelompok Al-Ahrar yang mengklaim menjadi anggota Ikhwan dan menyerukan untuk pergantian pimpinan, termasuk mahkamah agung?
Itu lucu, mereka dipimpin oleh Partai Nasional Demokrat. Itu jawaban saya.
Apakah Ikhwan mempertimbangkan bagaimana jika rakyat mungkin ingin langsung saja negosiasi tanpa harus terlebih dahulu mengembalikan Mursi?
Ikhwanul Muslimin adalah organisasi yang diikuti karena pilihan. kenyatannya Anda harus menyumbang 10% dari pendapatan Anda untuk mendukung gerakan. Jadi itu pilihan. Jika tidak suka Anda bebas untuk keluar.
Setiap orang bisa melakukan hal itu namun sikap Ikhwan adalah tetap mengatakan tidak. Kita telah memutuskan sikap kita. Kami sudah sampaikan semua itulah sikap kami. Siapa yang mendukung sikap kita adalah bersama kita.
Jika ada anggota Ikhwanul Muslimin yang bernegosiasi dengan militer tanpa menyertakan syarat mengembalikan Mursi apakah ia tetap menjadi anggota Ikhwanul Muslimin?
Yah, dia bisa pergi bicara dengan pihak militer sendiri, namun Ikhwan memiliki mekanisme sendiri dalam pengambilan keputusannya dan bukan oleh pendapat satu orang. (abu akmal/salam-onlne)
0 komentar:
Post a Comment