73% RAKYAT MESIR MEYAKINI APA YANG TERJADI DIMESIR ADALAH PEMBANTAIAN
Sebuah studi yang dilakukan oleh Pusat Studi Media Mesir dan Opini Publik mengungkapkan bahwa 79 persen rakyat Mesir percaya pembantaian pada Rabu (14/8) adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sementara sebanyak 73 persen responden mengatakan, Menteri Pertahanan sekaligus Panglima Militer Mesir, Jenderal Abdul Fattah As-Sisi bertanggung jawab atas pembantaian terhadap demonstran pendukung Presiden Mesir terguling Muhammad Mursi di dua pusat konsentrasi massa Rabi'ah Adawiyyah dan An-Nahda Aquare, Nasr City, Kairo.
Pusat survei itu melakukan penelitian pada Kamis dan Jumat (15-16 Agustus 2013) dengan menggunakan sampel dari 3678 orang, menggunakan metode pengambialn sampel dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Seorang peneliti Moustafa Khodari telah menganalisa penelitian yang mengungkapkan bahwa 79 persen masyarakat Mesir menggambarkan pembantaian pada Rabu kelam itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sampel secara geografis didistribusikan di antara wilayah Al-Saied dan berbagai kota di Al-Qanat, Sinai, Alexandria, Matrouh, Beheira, Kafr El-Sheikh, Giza, dan Qalyubia, lapor media pemantau Timur Tengah MEMO (Middle East Monitor) yang dikutip MINA (Mi'raj News Agency).
Sementara itu, 19 persen dari penduduk Mesir menganggap sebagai insiden yang diperlukan untuk menegakkan hukum negara dan sebagian besar dari mereka adalah dari wilayah Kairo, Menoufia, Al-Sharqiya, Al-Gharbiya, dan Dakahlia di samping beberapa wilayah lainnya.
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan dua persen dari sampel lebih memilih untuk tetap diam dan mereka sebagian besar berafiliasi dengan Partai Salafi Nour atau afiliasi-afiliasinya.
Khodari percaya studi ini menunjukkan bahwa individu yang berafiliasi dengan Partai Nour, yang memilih diam, menurun dari enam persen menjadi dua persen. Partai itu mendukung penggulingan Presiden Mursi.
Khodari menambahkan bahwa pandangan partisipan yang percaya insiden yang diperlukan untuk menegakkan hukum, bervariasi karena pengaruh media.
Hasil studi menunjukkan bahwa 73 persen orang Mesir menyatakan Menteri Pertahanan Mesir Jendral As-Sisi bertanggung jawab atas pembunuhan massal itu. Ssementara 19 persen menyatakan Ikhwanul Muslimin bertanggung jawab dan enam persen percaya semua kekuatan politik bertanggung jawab atas pembantaian tersebut, dan hanya dua persen yang cenderung netral.
Khodari menambahkan bahwa studi ini menunjukkan peningkatan yang positif sebesar empat persen pada sampel yang menentang pernyataan dari penelitian sebelumnya pusat, serta peningkatan empat persen dalam jumlah anggota partai Nour yang netral dalam studi sebelumnya.
Hasilnya menunjukkan penurunan dalam sampel yang mendukung kudeta dari 25 persen menjadi 19 persen di mana enam persen dari sampel menyerang pihak lain. Pengambilan sampel mungkin bisa mengikuti dengan blok anti-isolasi, menjadi netral atau membentuk blok ketiga.
Studi ini mensurvei pendapat responden tentang sumber media yang paling kredibel untuk menyimak berita Rabu (14/8). Khodari percaya hasil studi ini mengungkapkan dampak film dan siaran langsung pada kredibilitas media untuk menyiarkan pembantaian Rabu itu yang menunjukkan masyarakat Mesir telah kehilangan kepercayaan dalam media analisis politik baik televisi, cetak atau pers online. (mina)
0 komentar:
Post a Comment