By: Nandang Burhanudin
*****
SYaikh Al-Azhar, "Kami ajak ke forum dialog. Tindakan represif dan anarkisme bukan solusi atas krisis politik." ==> Sayangnya dialog yang dimaksud menutup dan meniadakan keberadaan Ikhwanul Muslimin dan IM dipaksa harus menerima kudeta.
Nadir Bakkar, Jubir Partai An-Nour; "Peristiwa pembantaian ini sudah kami peringatkan sebelumnya! Kami, berlepas diri!" ==> Kalau sudah tahu, kenapa gak diperintahkan As-Sisi untuk tidak melakukannya?
Ketua Partai Muktamar, "Tindakan represif aparat membubarkan demonstrasi, sudah sesuai aturan internasional." Saat ditanya wartawan Al-Jazeera, "Apa standar kelayakannya? Apakah dengan membantai ribuan orang sesuai dengan konvensi internasional?" Ia menjawab, "Saya tahu, Aljazeera selalu sinis!" Ia langsung menutup telponnya.
Amru Khalid, "IM seharusnya mengalah saja, seperti Rasul mengalah dalam perjanjian Hudaibiyah!" Beliau lupa sejarah, bahwa para sahabat Rasul tidak ada yang diancam pulang ke rumah digantung atau dihukum mati. Lain halnya dengan IM, mereka pulang pasti disembelih. Sejarah sudah membuktikannya.
HT, "Dampak demokrasi. Tak ada yang benar. Kami sudah memperingatkan IM jauh-jauh hari."
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment