UNI Eropa mengatakan laporan bahwa pengunjuk rasa tewas dalam operasi keamanan untuk membubarkan kamp massa pro Mursi “sangat mengkhawatirkan” dan menyerukan pemerintah Mesir untuk menahan diri.
Setidaknya ratusan orang tewas pada Rabu hari ini (14/8/2013) ketika pasukan keamanan membersihkan kamp demonstran di Kairo yang menuntut dikembalikannya Presiden terguling Muhammad Mursi, menurut koresponden Al Jazeera di lokasi kejadian.
“Laporan kematian dan korban yang mengalaimi luka-luka sangat mengkhawatirkan,” kata Michael Mann, juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton.
“Kami tegaskan bahwa kekerasan tidak akan menghasilkan solusi apapun dan kami mendesak pemerintah Mesir untuk dapat menahan diri.”
Presiden Turki Abdullah Gul mengecam tindakan keras pasukan keamanan Mesir dengan menyebut hal itu sebagai “tidak dapat diterima”.
“Sebuah intervensi bersenjata terhadap warga sipil yang melakukan aksi protes tidak dapat diterima, terlepas dari benar atau tidaknya aksi itu,” kata Gul dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, menyuarakan kekhawatiran bahwa krisis Mesir bisa memburuk menjadi situasi yang sama dengan konflik di negara tetangga Suriah.
Ia menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab untuk mengambil langkah-langkah segera untuk menghentikan “pembantaian” di Mesir, mengatakan kebisuan dunia internasional telah membuka jalan bagi pemerintah Mesir melakukan tindakan keras mematikan.
“Masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab, harus segera bertindak untuk menghentikan pembantaian ini,” kata kantor Erdogan.
Kemungkinan perang saudara
Qatar juga mengutuk serangan yang dilakukan oleh pasukan keamanan, dan kantor berita negara Qatar, mengutip seorang pejabat kementerian luar negeri yang menyatakan bahwa mereka mendesak pemerintah Mesir untuk menahan diri dari opsi keamanan dalam menangani aksi protes damai.
Iran juga menyebut tragedi yang terjadi di Mesir sebagai “pembantaian”, sambil mengutuk tindakan pasukan keamanan Mesir. Iran juga mengatakan aksi kekerasan yang meningkat di Mesir kemungkinan bisa membawa perang saudara di sana.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengeluarkan pernyataan “sangat menyesalkan kekerasan yang terjadi di Kairo selama operasi evakuasi.”
Prancis menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengatakan aksi kekerasan harus segera dihentikan.
“Prancis menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya dan memperingatkan terhadap penggunaan kekuatan yang tidak proporsional.”
Inggris juga mengeluarkan pernyataan, mengutuk penggunaan kekerasan dan menyerukan pasukan keamanan untuk menahan diri.
“Saya sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan dan kerusuhan di Mesir,” kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague dalam sebuah pernyataan. “Saya mengutuk penggunaan kekerasan dalam protes evakuasi dan menyerukan kepada pasukan keamanan agar dapat menahan diri.”
Menteri luar negeri Jerman, Guido Westerwelle, mendesak pendukung pemerintah sementara Mesir serta pendukung Mursi untuk meninggalkan aksi kekerasan.
“Kami menyerukan kepada semua kekuatan politik untuk segera kembali ke perundingan dan mencegah terjadinya eskalasi kekerasan lebih lanjut,” katanya kepada wartawan.
“Semua pertumpahan darah harus dicegah.”[fq/islampos/aljazeera]
0 komentar:
Post a Comment