Tiba Tiba Jokowi Pro Palestina, Ada Apa?
Rakyat Indonesia melihat dengan jelas dan mudah bagaimana kualitas dan pemikiran masing masing Capres saat debat sesi 3 kemarin. Tema yang yang usung pada saat debat sangat besar dan penting karena menyangkut eksistensi Indonesia ke depan. Seluruh pemikiran, pandangan dan penafsiran permasalahan Indonesia harus dimaknai dengan baik dan benar tidak asal mengeluarkan statemen demi meraup simpati dan mendapatkan tepuk tangan rakyat.
Seluruh pernyataan Capres pada saat debat harus dapat dipertanggungjawabkan kehadapan publik karena secara tidak langsung itu merupakan bagian terpenting jika suatu saat memimpin. Capres harus berfikir jernih dan hati hati karena sejarah telah mencatat isi dan makna debat. Jika disuatu saat hal itu tidak terlaksana atau hanya untuk menjual/kampanye, maka kebohongan sudah secara terang terangan dipertontonyan. Jika hal ini terjadi maka, inilah sejarah buruk kita memiliki presiden yang pembohong. Ironis.
Janji Capres.
Prabowo akan bekerja keras untuk mengedepankan kesejahteraan rakyat diatas tujuan tujuan yang lain jika menjadi presiden dengan cara menyelamatkan uang negara dari eksploitasi asing yang sangat berlebihan (kebocoran) yaitu dengan cara rasionalisasi undang undang investasi dan harus menguntungkan Indonesia secara ekonomi sehingga APBN Indonesia surplus.Upaya ini dilakukan untuk membiayai pembangunan dan kebutuhan rakyat Indonesia.
Sementara, Jokowi mengedepankan pembangunan Indoensia di dekatati dengan 2 hal yaitu pembangunan SDM dan Kesehatan karena dengan 2 hal ini daya saing dan produktivitas akan tercapai. Namun, Jokowi tidak pernah sama sekali menyinggung darimana mendapatkan uang untuk itu semua, padahal kenyataanya APBN indnesia selalu devisit yang cenderung untuk berhutang dan belum mengoptimalkan potensi sumberdaya alam. Jokowi memandang permasalahan APBN dedekati dengan pendekatan teknis yaitu eningkatan daya saing dan produktivitas, padahal daya saing dan produktivitas tidak tinggi karena anggaran pendukungnya lemah.
Dari 2 capres ini Prabowo melihat secara kongkrit penyebab keterbelakangan dan kemiskinan serta rendahnya daya saiang dan produktivitas SDM dan sumber daya alam karena hilangnya sangat besar uang/kapital Indonesia keluar negeri akibat dari pengelolaan sumberdaya alam yang tidak menguntungkan Indonesia.Prabowo menjelaskan dengan jelas bagaimana cara mengembalikanya kebocoran tersebut dan dialokasikan untuk apa setelah anggaran besar.
Sementara Jokowi selalu menjual pendekatan teknis/bicara di hulu sementara permasalahan sebenarnya terjadi di hilir. Jokowi berbicara dan punya cita cita pertumbuhan ekonomi mampu ditingkatkan 7 % dengan cara masyarakat sehat dan cerdas serta meningkatkan produktivitas dan daya saing. Sementara cara dan syarat pertumbuhan ekonomi 7 % tersebut tidak dikaitkan langsung dengan bagaimana caranya mendapatkan anggaran yang besar untuk pertumbuhan. Inilah beda cara berfikir seorang birokrat/manajer dengan seorang leadership. Padahal masalah sumberdaya Indonesia yang sesungguhnya adalah penguasaan asing yang terlalu dominan terhadap sumber sumber devisa negara oleh asing.
Terkait kebijakan luar negeri Jokowi.
Dalam sepanjang sejarah dan bahkan idiologi serta kebijakan luar negeri PDIP tidak pernah menyentuh, memikirkan atau bahkan terbesit soal Palestina, tapi kenapa pada saat debat kemarin tiba tiba Jokowi mengatakan” akan memperjuangan Palestina untuk merdeka dan menjadikan sebagai bagaian dari anggota PBB”. Ini sangat aneh dan ironis. Palestina sepanjang sejarahnya telah diperjuangkan dan disuarakan oleh oramas ormas Islam sejak lama khususnya di Indonesia sementara PDIP sangat alergi dan tidak pernah membicarakanya. Ini menunjukkan bahwa Jokowi hanya ingin mencari sensasi di forum. Bahkan kalau ditanya tentang sejarah dan kejadian sesungguhnya kenapa Palestina demikian, Jokowi pasti tidak faham. Ini sangat kontradiktif dan hanya statemen semata untuk mengelabui publik. Kebohongan apalagi ini?
Banyak hal yang harus diceritakan sebagai hal yang menarik bahkan lucu jika melihat statemen Jokowi dan seluruh timnya. Sampai disini dululah.(saefuddin sae)
0 komentar:
Post a Comment