The 13th Warrior, Kisah Ksatria Muslim di Bumi Utara
Menengok film-film produksi masyarakat Barat (Eropa) dan Amerika (Hollywood) yang ‘ramah’ terhadap dunia keislaman dan kearaban boleh dibilang cukup sulit. Kebanyakan film-film produksi Hollywood lebih sering menggambarkan prototipe kasar, ‘barbar’, bodoh, ketinggalan zaman, penghambur uang, atau penggemar wanita. Terlepas benar atau tidaknya dengan penggambaran itu secara sederhananya sulit untuk mencari film-film yang ramah terhadap dunia muslim atau Arab (karena seringkali Islam dikonotasikan dengan Arab).
Diantara sekian banyak film-film Hollywood yang menyudutkan Islam, ada sebuah film yang sedikit memposisikan sosok seorang muslim dengan cukup objektif dan menjauhkan stigma-stigma negatif yang sering ditemui. The 13th Warrior, demikian judul film itu.
Bagi yang sangat tertarik menemukan secercah sinar Islam, ini adalah salah satu film yang layak untuk ditonton. Namun jika dari sudut pandang cerita, efek, pencahayaan, dan hal-hal teknis lainnya, jujur film ini sebetulnya kurang asyik untuk dinikmati. Mungkin karena sebab itu juga, film yang menghabiskan biaya mencapai 160 juta dollar AS ini tidak mampu mencapai BEP. Produser harus rela merugi karena pendapatan film hanya mencapai 60an juta dollar AS saja.
Bahkan Omar Sharif* (salah seorang yang menjadi aktor pendukung film ini) menyatakan kekecewaan yang mendalam atas kegagalan film ini menembus Box Office meskipun telah menghabiskan dana yang besar.”Setelah bermain dalam peran kecil dalam film ini, saya mengatakan pada diri saya sendiri untuk menghentikan omongkosong ini. Saya akan berhenti dari akting setelah film ini sampai saya menemukan ada film yang benar-benar saya cintai dan menarik.” ujarnya. Ia menyebut ketidakbecusan sang sutradara dan timnya sebagai salah satu sebab gagalnya film ini di pasaran kendatipun sudah sempat dilakukan proses pengerjaan ulang.
Film ini sebenarnya merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul Eaters of the Dead yang ditulis Michael Crichton a.k.a John Lange a.k.a Jeffery Hudso a.k.a Michael Douglas. Crichton merupakan salah satu penulis berpengaruh yang karya-karyanya yang lain antara lain Jurassic Park, The Andromeda Strain, Congo, Travels, Sphere, Rising Sun, Disclosure, The Lost World, Airframe, Timeline, Prey, State of Fear, dan Next. Eaters of The Dead sendiri adalah novel karyanya yang diterbitkan tahun 1976.
Film The 13th Warrior mengisahkan tentang perjalanan Ahmed bin Fadlan* (Antonio Banderas) yang bertemu dengan bangsa Viking ketika diasingkan oleh Khalifah. Ahmed sebelumnya merupakan seorang penyair di lingkungan kekhalifahan Baghdad yang tengah naik daun. Usianya pun tergolong muda. Sampai suatu ketika, ia bertemu dengan istri sang Khalifah. Istri sang khalifah pun dikisahkan terkesan dengan penampilan Ahmed. Hal itu diketahui oleh Sang Khalifah yang kemudian merasa cemburu. Ahmed pun kemudian diasingkan dengan cara halus. Ia ditugaskan sebagai duta besar ke negeri Barbar Utara.
Untuk tugas itu, ia ditemani oleh Melchisidek (Omar Sharif). Dalam perjalanan rombongan Ahmed dan Melchisidek bertemu dengan pasukan Tartar. Rombongan Ahmed pun menghindar di bawah kejaran Tartar. Rombongan Ahmed terbantu dengan adanya rombongan kaum Viking (di dalam film disebut sebagai North Man atau orang utara) yang hendak mengkremasi jenazah Raja mereka. Melihat kaum Viking, pasukan Tartar pun menghentikan pengejarannya.
Singkat cerita ketika tengah prosesi penghormatan terakhir atas kematian raja Viking, datanglah seorang bocah yang meminta pertolongan kaum Viking. Kerajaan ayah sang bocah yang terletak di utara jauh sedang berada di bawah serangan dari sekelompok kaum misterius yang mereka namai “Angel of Death”.
Oleh seorang dukun di tengah-tengah kaum Viking, dipilihlah 13 ksatria yang ditugaskan berdasarkan wangsit sang dukun. Dan dalam wangsitnya, sang dukun mengatakan bahwa salah seorang ksatria yang ditugaskan membantu haruslah berasal dari luar kaum Viking. Ahmed pun kemudian ditunjuk sebagai salah seorang ksatria dalam rombongan. Ahmed terkaget karena pada dasarnya ia bukanlah seorang tentara. Ia hanya seorang penyair selama ini. Namun karena wangsit sang dukun menyatakan seperti itu, Ahmed tetap dipaksa untuk ikut dalam rombongan.
Dengan berat hati, Ahmed pun berangkat dalam rombongan 13 Ksatria Viking. Sepanjang perjalanan, awalnya ia hanya dihina-hina karena dianggap tidak memiliki mental dan kemampuan sebagai seorang ksatria. Kuda yang dinaikinya dianggap terlalu kecil untuk seorang ksatria. Namun, Ahmed memiliki sebuah kecerdasan dan keistimewaan tertentu. Pertama, ia mampu mempelajari sebuah bahasa asing dalam waktu yang sangat cepat. Kedua, ia cukup pandai menunggang kuda meskipun kudanya kecil. Ketiga, karena seorang penyair ia pun memiliki kemampuan menulis dan cukup cerdas (tidak buta huruf).
Ketika digambarkan Ahmed mampu bercakap dengan bahasa Viking, kedua belas ksatria yang lain pun keheran-heranan. Mereka heran karena dalam waktu singkat mampu menguasai bahasa Viking. Yang menarik, oleh Ahmed dijawab bahwa itu karena anugerah dari Allah SWT (dalam film disebut Allah The Most Merciful). Ketika mendarat di sebuah pulau setelah perjalanan di lautan yang penuh badai, yang ia lakukan adalah menuliskan kalimat “Tauhid” di pantai. Ia pun selalu menjaga konsumsi makanannya. Ketika diimingi minuman keras oleh orang Viking, ia memilih air putih tawar. Sikap Ahmed itu pun secara tidak langsung menimbulkan simpati bagi 12 ksatria viking dalam rombongan.
Selanjutnya setelah sampai di kerajaan yang membutuhkan pertolongannya, ketigabelas ksatria ini pun menyusun strategi efektif untuk melumpuhkan “Angel of Death” yang secara logis tidak mungkin mereka taklukkan. Disamping kalah kekuatan jumlah, juga kalah persenjataan.
Pada scene inilah nantinya Ahmed memperlihatkan proses belajarnya yang cepat untuk bisa mempergunakan pedang dan berlatih senjata. Ia juga banyak memberikan kecemerlangan pemikiran saat keduabelas ksatria menemui kebuntuan. Dan yang paling penting, Ahmed nantinya akan muncul sebagai Ksatria ketigabelas yang menjadi kunci dalam mengalahkan kaum “Angel of Death”.(muslimdaily)
Catatan:
*Omar Sharif merupakan aktor Hollywood kawakan yang terlahir 1932 sebagai seorang Katolik di Mesir. Karirnya sebagai aktor menanjak di Mesir hingga akhirnya bisa menembus Hollywood. Pada tahun 1955 ia memutuskan masuk Islam setelah menikah dengan aktris legendaris Mesir Faten Hamama. Sayangnya perkawinan keduanya putus pada tahun 1974. Omar menguatkan keislamannya dengan umrah / haji pada kisaran tahun 2007. Namun oleh sebagian kalangan, ia dinilai sebagai orang yang atheis akhir-akhir ini karena pernyataannya yang menganggap semua agama sama. Agama hanya menjadi pemecah belah karena setiap orang yang beragama menganggap agamanya lah yang bisa menjadikan masuk surga. Film terkenal yang dibintanginya antara lain adalah Lawrence of Arabia dan Monsieur Ibrahim. (sumber)
*Ahmed bin Fadhlan pada hakekatnya bukanlah nama fiksi. Nama itu benar-benar ada dalam sejarah Islam. Ahmed memiliki nama lengkap Ahmed ibn Fadlān ibn al-Abbās ibn Rašīd ibn Hammād (أحمد بن فضلان بن العباس بن رشيد بن حماد) . Ia merupakan penjelajah Arab pada kisaran abad X. Dia terkenal karena risalah perjalanannya ia tulis dalam buku Kitāb ilā Mulk al-Saqāliba (كتاب إلى ملك الصقالبة) (The Owners of Scalivia). Penjelajahannya tersebut dikarenakan perannya sebagai duta Khalifah Abbasiyah untuk kerajaan Volga Bulgaria. Termasuk diantara jasa Ahmed adalah karya tulisnya tentang bangsa Viking Volga. Ia menjadi duta di zaman Khalifah Al Muqtadir. Ia hidup semasa dengan ilmuwan-ilmuwan muslim seperti al Battani (Astronom), Al Tobari (ahli tafsir), dan Al Razi (ahli tafsir). Penggambarannya dalam film The 13th Warrior tentu saja bersifat fiksi. (sumber)
0 komentar:
Post a Comment