Barisan kaumnya Nabi Luth alaihissalam, yang dilaknat Allah Rabbul Alamin, karena melakukan 'sodomi', dan dihancurkan dengan hujan batu, sekarang justru mendukung Jokowi.
Tidak salah dan sangat tepat, kalau kalangan komunitas Gay alias 'bencong' mendukung Jokowi. Karena, ‘gesture’ Jokowi dengan kaum gay agak mirip-mirip. Jadi ada kecocokan. Sehingga, ‘Komunitas Gay Surabaya’ yang tergabung dalam perkumpulan GAY Nusantara memberikan dukungannya kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-JK.
"Ya, kami di GAY Nusantara memberikan dukungan kepada Jokowi-Jusuf Kalla," kata Ketua GAY Nusantara Rafael Da Costa kepada wartawan, Rabu, 25 Juli 2014.
Alasan GAY Nusantara mendukung Jokowi adalah pasangan tersebut memiliki visi dan misi yang sama dengan GAY Nusantara: terwujudnya tatanan sosial yang menerima dan menghargai hak asasi manusia keberagamaan seks, gender, seksualitas, dan kesejahteraan seksual atas dasar kerelawanan demokrasi, anti-kekerasan, independensi, serta keterbukaan.
Pembina GAY Nusantara, Dede Utomo, menuturkan hanya Jokowi-JK yang paling mungkin menghargai kaum marginal. Meski belum mengatakannya secara eksplesit, Jokowi telah mengatakan kaum minoritas harus diperhatikan.
"Melihat pengalaman sebelumnya di Solo, beliau sangat dekat dengan komunitas gay dan lesbian," ujar Dede.
Harapan Dede adalah Jokowi, ketika terpilih menjadi presiden, dapat membela para kaum marginal dan dapat membuat mereka sejajar dengan orang Indonesia pada umumnya yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Jokowi, kata juru bicara tim pemenangan nasional Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari, mengatakan dirinya melakukan pendekatan dengan tidak mengasihani para kaum marginal, tapi "mengorangkan" para kaum marginal tersebut. Memang, semua golongan ‘munkar dan sesat’ memilih mendukung Jokowi. Termasuk kaum yang dilaknat Allah, kaum Nabi Luth AS, yang berbuat bejat, sodomi (homoseks). ‘Ora Opo-Opo’. (jj/dbs/voa-islam.com)
saya bukan pendukung jokowi tapi saya hanyalah Hamba Allah. alangkah baiknya jika pemberitaan tidak lebay dan menggambarkan seorang muslim yang tidak mencacat manusia dari fisik (ghibah). saya risih dengan tulisan " Karena, ‘gesture’
ReplyDeleteJokowi dengan kaum gay agak mirip-mirip. Jadi ada kecocokan. "
layakkah seorang muslim berkata seperti itu padahal seorang muslim yg baik menjaga kata-katanya