Indosat dijual Mega, Indonesia “telanjang bulat”
Debat capres ke-3, Minggu (22/06/2014) tadi malam terhenyak dengan isu penjualan satelit Indosat yang diajukan oleh Prabowo Subianto. Tapi jawaban Jokowi yang membela total kebijakan Megawati, mendapat kritik keras.
Lalu, seperti apa sebenarnya kisah penjualan dan dampak buruk yang diderita Indonesia akibat penjualan Indosat di era pemerintahan Megawati pada 2002 tersebut?
Untuk diketahui, Mega memulai pemerintahannya di saat situasi buruk. Politik kacau, ekonomi runyam, kamtibnas hancur dan terjadi banyak konflik.
Kas negara saat itu hampir kosong, dan utang menumpuk. Salah satu opsi untuk mengatasinya adalah menjual salah satu BUMN dan yang dipilih adalah PT Indosat, pemilik dan pengelola satelit dan sarana telekomunikasi seluler.
Satelit bagi sebuah negara adalah ibarat mata dan telinga manusia. Kebijakan menjual satelit sama saja membuat Indonesia menjadi negara yang buta dan tuli dan menjadi negara lemah, serta rawan dari ancaman musuh dari luar.
Begitu Indosat ditawarkan, Singapura menjadi negara yang sangat berminat. Begitu negeri Singa itu masuk, negara lainnya mundur.
Panglima TNI Endriartono Soetarto dan ketua Komisi V DPR RI saat itu menolak keras penjualan Indosat.
Dengan tak lagi memiliki mata dan telinfa, maka praktis Jakarta tidak memiliki akses untuk mengawasi dan menjaga jajaran gugusan pulau yang terbentang dari Sabang – Merauke – Miangas – Pulau Rote.
Tanpa satelit, Republik Indonesia telanjang bulat dan kedaulatan RI dengan mudah diinfiltrasi kepentingan asing.
Terbukti, wilayah udara, laut dan darat RI menjadi sasaran penyusupan, trespassing, illegal fishing, infiltrasi, operasi mata-mata, dan lain-lain.
Adalah mustahil, untuk mengawasi wilayah darat 2 juta km2 dan 5 juta2 keseluruhan NKRI diawasi dan dijaga belasan kapal perang dan pesawat tempur.
Jawaban Jokowi dalam debat tadi malam bahwa akan menyiapkan drone (pesawat tanpa awak) untuk mengawasi adalah mubazir, selama satelit dikuasai oleh asing. Karena drone berbasis teknologi tinggi dengan melibatkan satelit.
Percuma saja memiliki banyak drone, kalau data-data yang dikirim drone juga diketahui oleh Singapura selaku pemegang remote atas seluruh wilayah NKRI. Bahkan Jokowi mengakui tidak apa-apa menyewa dulu yang penting punya drone.
Penjualan PT Indosat menghancurkan kedaulatan dan ketahanan nasional yg susah payah dibangun Presiden Soeharto di awal Orde Baru. Kini, Indonesia bak negara besar (raksasa) tolol, yang tak bisa berbuat apa-apa untuk melindungi diri kita sendiri karena semua kontrol ada di tangan Singapura.(jurnal3)
mengatas namakan islam untuk memfitnah yg bertujuan untuk memenangkan salah satu capres moga allah memberi mu petunjuk dan peringatan yg nyata.
ReplyDeleteNih Anjing jongos jokowowow berkomentarr, org bicara fakta dibilang memfitnah... Yg jelas2 suka berbohong dan memfitnah (baca: jokowi) dijadikan dewa heehe
Delete