Masih Membandel, Risma Canangkan Skenario Tutup Total Dolly
Hingga hari ini, tempat maksiat lokalisasi pelacuran Gang Dolly dan Jarak masih menggeliat, tidak langsung mati seketika. Pada Senin (23/6) sore, ratusan pelacur dan germo telah melakukan perlawanan dengan menggelar upacara bendera sebagai bentuk dibukanya kembali tempat terlaknat itu.
Pihak Pemkot Surabaya pun mengakui penutupan Gang Dolly dan Jarak tidak bisa dilakukan langsung seketika. Penutupan tempat mesum yang konon terbesar se Asia Tenggara itu akan dilakukan dengan cara bertahap.
Lalu bagaimana sebenarnya skenario yang dirancang oleh Wali Kota Tri Rismaharini untuk menutup Gang Dolly dan Jarak? Dan kapan lokalisasi tersebut benar-benar akan dilenyapkan? Berikut skenario penutupan Gang Dolly tersebut sebagaimana dilansir Merdeka pada Selasa (24/6) :
1. Deklarasi penutupan di Islamic Center
Langkah pertama penutupan lokalisasi Gang Dolly dan Jarak diawali dengan deklarasi dan pernyataan sikap bersama. Deklarasi yang dipimpin Wali Kota Surabaya Tri Risma ini dilakukan di Gedung Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang, Rabu (18/6) lalu.
Deklarasi ini menandai dicabutnya status legal lokalisasi prostitusi di jantung Kota Surabaya itu. Setelah deklarasi maka lokalisasi Dolly dan Jarak sudah dinyatakan ilegal sehingga tidak akan lagi mendapat anggaran pemeliharaan kesehatan, kondom dan sebagainya dari Pemkot Surabaya maupun Pemprov Jatim.
Namun setelah deklarasi, gang Dolly dan jarak memang masih beroperasi. Banyak pihak pun tidak puas dengan penutupan yang hanya deklarasi. Namun menurut pihak Pemkot Surabaya saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan pemberian bantuan untuk para pelacur.
2. Pemberian dana untuk para pelacur dan mucikari
Sehari setelah deklarasi penutupan Gang Dolly dan Jarak, Pemkot Surabaya langsung melakukan pendataan dan pemberian bantuan untuk para mucikari dan pelacur. Setiap pelacur dan mucikari mendapat ‘pesangon’ sebesar Rp 5 juta untuk modal usaha.
Pemberian bantuan ini dilakukan di Kantor Koramil Sawahan, Surabaya. Namun dari 1.449 baru 319 pelacur yang datang untuk mendapat bantuan. Begitu juga dengan para mucikari, dari 313 baru 63 mucikari yang datang dan mau menerima bantuan.
“Yang jelas kita sudah sediakan, bagi yang tidak mau bantuan itu hak mereka. Kita akan tunggu sampai tanggal 26 besok,” ujar Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Surabaya Dedy Sosialisto kepada Merdeka, Senin (23/6).
3. Penertiban di bulan Ramadhan
Setelah menyerahkan bantuan kepada pelacur dan mucikari, Pemkot Surabaya akan mulai melakukan penertiban di Gang Dolly dan Jarak. Penertiban sendiri dilakukan setelah tanggal 26 Juni mendatang.
Penertiban juga dilakukan karena bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan. Setiap memasuki bulan Ramadhan, gang Dolly dan jarak selama ini selalu menjadi target razia.
“Ada aturan jika bulan puasa memang tidak boleh beroperasi. Nanti kita akan mulai dari situ, setelah pemberian bantuan nantinya akan dilakukan penertiban,” ujar Dedy Sosialisto.
4. Setelah Lebaran, Dolly tutup total
Pemkot Surabaya menyatakan setelah pemberian bantuan kepada PSK dan mucikari, jajarannya akan melakukan penertiban. Penertiban tersebut akan mulai dilakukan saat bulan suci Ramadhan.
Tak hanya ketika Ramadhan, usai lebaran pun penertiban akan kembali dilakukan sehingga Gang Dolly dan Jarak benar-benar bebas dari praktek perbudakan wanita dan aneka bentuk maksiat lainnya.
“Setelah lebaran kita harapkan tidak ada lagi praktik seperti itu. Penertiban akan dimulai dari bulan puasa, tetapi kan biasanya setelah lebaran mereka buka, nanti mereka harus tutup,” ujar Dedy lagi.
Untuk penertiban sendiri akan dilakukan oleh Satpol PP, Polri dan TNI setempat. Penertiban diharapkan tidak menemui masalah meski hingga kini masih banyak warga yang menyatakan menolak penutupan.
“Ya penolakan pasti ada, tetapi pendekatan kita juga humanis, sudah dikasih bantuan para PSK dan mucikarinya. Penertiban akan dilakukan Satpol PP, Polisi dan TNI,” ujarnya.(antiliberalnews)
0 komentar:
Post a Comment