Ahad, 20 Oktober 2013, Mahasiswa universitas al-Azhar berdemo menentang kudeta militer Mesir. Mereka berkumpul di depan Rektorat dan monumen Sadat. Pengepungan, penembakan gasi air mata serta peluru panas sudah diarahkan kampus oleh rezim kudeta.
Untuk meredam aksi demo ini rezim militer Mesir sudah menangkap 60 mahasiswa. Bila aksi ini terus berlanjut bisa jadi junta militer akan menjadikan universitas al-Azhar menjadi barak-barak militer untuk meredam aksi para mahasiswa al-Azhar.
Meredam gerakan mahasiwa al-Azhar menjadi penting, karena al-Azhar merupakan pembawa arus pemikiran moderat bagi Mesir dan juga dunia Islam. Dengan berdemonya al-Azhar, maka rakyat Mesir juga dunia Islam akan semakin terbuka, bahwa gerakan anti kudeta Mesir bukanalah gerakan terorist dan in toleran. Tetapi sebuah gerakan sipil moderat.
Jaringan al-Azhar di Mesir cukup kuat, dimana khatib dan Imam masjid hampir diseluruh Mesir merupakan alumnus al-Azhar. Bila sentimen perlawanan al-Azhar membesar maka ini akan menjadi gerakan yang meluas diseluruh Mesir.
Oleh karena itu pantas saja, bila Pedana Mentri Mesir dan pemerintah tidak langsung membuat pernyataan bahwa pendemo al-Azhar adalah bukti gerakan terorist yang semakin menguat. Padahal bila mengomentari aksi demo-demo sebelumnya pemerintah Mesir selalu berkata gerakan demo anti kudeta Mesir merupakan gerakan terorist.
al-Azhar berdemo, bisa jadi akan menggerakan jaringan alumnus al-Azhar diseluruh dunia Islam, untuk memberikan informasi yang benar ke umat Islam mengenai kenyataan yang sebenarnya di Mesir.
Bila ini terjadi maka opini yang dibentuk oleh pemerintah Mesir ke dunia Islam akan gagal total. Dimana setelah kudeta terjadi, seluruh dubes dan utusan Mesir mendatangi ormas dan komunitas Muslim di dunia Islam untuk menerangkan kudeta Mesir versi Pemerintah.(nasrullah Mu/Kompasiana)
0 komentar:
Post a Comment