Al-Azhar Kembali Mengambil Peran Demonstratif Melawan Arogansi Kekuasaan
By: Nandang BUrhanudin
*****
Al-Azhar adalah kunci pembuka dan penutup bagi Mesir. Sepanjang sejarah, Al-Azhar seringkali menjadi penentu dalam aksi melawan arogansi kekuasaan. Hal yang mampu dibaca para mahasiswa Al-Azhar, yang hingga hari ini semakin giat dan lebih enerjik melakukan aksi demo. Terlebih 80 mahasiswa Al-Azhar telah menjadi syuhada sejak kudeta militer dimulai.
DR. Sarhan Sulaiman, pengamat politik Mesir menegaskan, "AL-Azhar kembali ke rel sejarahnya sebagai yang terdepan dalam menghadapi penguasa lalim. Soliditas Al-Azhar yang diwakili civitas akdemika dan para mahasiswa, membuat roman muka para penuduh demonstran antikudeta sebagai teroris. Soliditas yang membuka topeng-topeng wajah yang tak lagi memiliki rasa malu."
Di sisi lain, Mahmud Shalah, anggota Gerakan Mahasiswa AntiCoup Universitas Al-Azhar menegaskan, "Ke depan, akan ada kejutan-kejutan yang lebih atraktif dan berdaya kejut dari aksi demonstrasi mahasiswa Al-Azhar. Dimana semua mahasiswa Al-Azhar berada dalam satu jiwa. Demo hari ini bukan terakhir. Justru baru permulaan. Kami tidak akan mereda, hingga kudeta militer berakhir."
Nampaknya, ke depan Mesir benar-benar melewati fase pembersihan anasir-anasir jahat dari seluruh sistem dan struktur kenegaraan dan pemerintahan. Hal ini jauh lebih baik, mengingat kegagalan reformasi dan revolusi dunia Islam selalu berulang. Sebagai misal, Indonesia. Gerakan reformasi hanya sukses melengserkan Pak Harto, yang sebenarnya sudah mau berhenti berkuasa. Setelah itu, spirit dan gaya orde reformasi terseok-seok tak tentu arah. Saya yakin, Ikhwan dan elemen pejuang lainnya, tak akan menjadikan Mesir menjadi Indonesia jilid II nampaknya. Insya Allah!
0 komentar:
Post a Comment