Kisah Nabi Tentang Dajjal Kepada para Shahabat

Pada suatu hari, Rasulullah Saw. menceritakan kepada para sahabat tentang Dajjal. Namun, cara bertutur Rasulullah Saw. mengenai Dajjal menarik perhatian para sahabat. Ketika itu, Rasulullah Saw. menceritakan dengan nada suara yang kadang rendah dan terkadang meninggi, sehingga para sahabat mengira bahwa Dajjal berada di balik rimbun pohon kurma.

Selengkapnya mengenai kejadian tersebut, marilah kita perhatikan hadits Nabi Saw. berikut, yakni dari an-Nuwas bin Sam’an, dia berkata:

“Pada suatu pagi, Rasulullah Saw. bercerita mengenai Dajjal. Kadang-kadang beliau merendahkan nada suaranya dan kadang-kadang meninggikannya, sehingga kami mengira Dajjal itu berada di balik rumpun pohon kurma. Pada siang harinya, kami menemui beliau dan beliau sudah mengetahui kekhawatiran kami.

“Beliau bertanya, ‘Bagaimana keadaan kalian?’

“Kami menjawab, ‘Ya Rasulullah, tadi pagi engkau menceritakan Dajjal kepada kami, kadang-kadang engkau merendahkan suara dan kadang-kadang meninggikannya, sehingga kami mengira ia berada di balik rumpun pohon kurma.’

“Beliau bersabda, ‘Bukan Dajjal yang aku khawatirkan menimpa kalian. Jika dia muncul dan aku masih berada di antara kalian, niscaya aku akan membela kalian untuk mengalahkannya. Namun, jika dia muncul sedangkan aku tidak berada di samping kalian, maka umat manusia akan menjadi pembela atas dirinya masing-masing dan Allah Ta’ala menggantikanku untuk menjadi pembela bagi setiap Muslim.

“Dajjal adalah seorang pemuda berambut keriting dan bermata buta. Aku lebih condong untuk mengatakannya serupa dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy yang hidup di zaman Jahiliyah). Barang siapa di antara kalian yang bertemu dengannya, bacakanlah kepadanya permulaan surat Al-Kahfi. Dia akan muncul dari tempat sunyi antara Syria dan Irak. Lalu, dia merusak wilayah sekitarnya. Wahai hamba Allah, maka dari itu, kuatkanlah pendirianmu.’

“Kami bertanya, ‘Berapa lama dia tinggal di bumi?’

“Beliau menjawab, ‘Empat puluh hari. Hari pertama terasa satu tahun, hari kedua terasa sebulan, hari ketiga terasa seminggu, dan hari-hari selanjutnya seperti hari-hari yang kamu rasakan.’

“Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, ketika satu hari terasa setahun, apakah kami cukup melakukan shalat seperti sekarang?’

“Beliau menjawab, ‘Tidak, tetapi hitunglah bagaimana pantasnya.’

“Kami bertanya, ‘Bagaimana kecepatannya?’

“Beliau menjawab, ‘Seperti awan (dalam riwayat lain ada yang mengatakan seperti hujan) yang ditiup angin. Dia mendatangi suatu kaum lalu diajaknya kaum itu supaya beriman kepadanya, lalu mereka beriman dan mematuhi segala perintahnya. Diperintahkannya langit supaya hujan, maka turunlah hujan. Diperintahkannya bumi supaya subur, maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan. Bila hari telah petang, ternak mereka pulang ke kandang dalam keadaan lebih gemuk dan dengan susu lebih besar karena cukup makanan.

“Kemudian didatanginya kaum yang lain dan diajaknya mereka supaya beriman kepadanya. Tetapi, mereka menolak ajakannya. Maka, dia berlalu dari mereka. Besok pagi negeri mereka menjadi kering kerontang dan kekayaan mereka habis terkikis.

“Kemudian dia lewat di suatu negeri yang telah rusak binasa. Katanya, ‘Keluarkanlah perbendaharaanmu.’ Maka, keluarlah seluruh kekayaan negeri itu dan pergi mengikuti Dajjal seperti pemimpin lebah diikuti rakyatnya. Kemudian, dipanggilnya seorang remaja, lalu dipukulnya dengan pedang sehingga anak muda itu terbelah dua dan belahannya terlempar sejauh anak panah yang dilepaskan. Dajjal memanggil tubuh yang telah terbelah itu kembali. Dia datang seutuhnya dengan wajah berseri-seri sambil tertawa.

“Sementara Dajjal asyik dengan perbuatan-perbuatannya yang merusak, Allah Ta’ala membangkitkan Al-Masih Ibnu Maryam. Dia diturunkan Allah dekat Menara Putih sebelah timur Damaskus, memakai dua pakaian berwarna dan berpegang pada sayap dua malaikat. Apabila dia menundukkan kepala, maka hujan pun turun, dan apabila dia mengangkat kepalanya, maka berjatuhanlah darinya biji-biji perak bagaikan mutiara. Orang kafir tidak diperkenankan mencium bau napasnya. Siapa yang menciumnya, dia langsung mati. Bau napasnya sejauh mata memandang. Maka, dicarinya Dajjal dan dijumpainya di pintu gerbang Kota Lud, lalu Dajjal pun dibunuhnya.

“Kemudian, ia datangi kaum yang dipelihara Allah dari kejahatan Dajjal, maka diusapnya mereka dan dikabarkannya kepada mereka kedudukan mereka di surga. Allah mewahyukan kepada Nabi Isa a.s., ‘Aku akan mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tak terkalahkan oleh siapa pun. Karena itu, selamatkanlah hamba-hamba-Ku (yang saleh) ke bukit.’

“Lalu, Allah membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka turun melanda dari tempat yang tinggi. Gelombang pertama melewati telaga Thiber, lalu mereka meminum habis air telaga tersebut. Kemudian, lewat pula rombongan yang lain. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya di sini dahulu ada
air.’ Nabi Isa a.s. dan para sahabat beliau terkepung, sehingga kepala sapi lebih berharga daripada seratus dinar bagi kamu hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan para sahabatnya berdoa semoga Allah menghancurkan Ya’juj dan Ma’juj. Maka, dikirim kepada mereka penyakit hidung seperti pada hewan-hewan, sehingga mereka mati semuanya.

“Kemudian, Nabi Isa dan para sahabatnya turun ke tanah landai, tetapi tidak sejengkal tanah pun didapatinya melainkan dipenuhi dengan bangkai-bangkai yang membusuk. Nabiyullah Isa dan para sahabatnya berdoa, semoga Allah menyingkirkan bangkai-bangkai busuk itu. Maka, dikirim Allah burung-burung sebesar unta, lalu diangkatnya bangkai-bangkai tersebut dan dilemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menurunkan hujan, rumah tanah liat dan rumah-rumah bulu dibersihkannya hingga bumi kelihatan seperti kaca. Kemudian, diperintahkan oleh Allah kepada bumi, ‘Tumbuhkan tanamanmu dan kembalikan keberkahanmu!’ Ketika itu, sekelompok keluarga kenyang dengan memakan sebuah delima dan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Rezeki mereka sangat berkah, sehingga susu seekor unta cukup untuk orang sekampung. Susu seekor sapi cukup untuk orang satu kabilah. Susu seekor biri-biri cukup untuk sekelompok keluarga besar.

“Ketika mereka berada dalam keridhaan Allah yang demikian, tiba-tiba Allah mengirimkan angin baik melalui ketiak mereka, maka tercabutlah ruh setiap Muslim dan Mukmin. Maka, tinggallah orang jahat belaka, bercampur baur seperti keledai. Maka, pada saat itu, terjadilah kiamat.”

Demikianlah, dengan penjelasan yang lengkap dari Rasulullah Saw. sebagaimana tersebut membuat para sahabat paham tentang Dajjal dan segala sepak terjangnya. Hadits dari an-Nuwas bin Sam’an tersebut diriwayatkan oleh Muslim; hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ahmad.(amazzaet.com) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment