Study Pusat Zaitunah Seputar Penggusuran Terowongan Gaza
Pusat peneliti Zaitunah melakukan penelitian terkait dampak buruk dari penggusuran terowongan di Gaza, dengan tema “Penggusuran Terowongan Di Perbatasan Mesir-Palestina”.
Dalam rilis yang diterima Pusat Informasi Palestina, laporan Zaitunah menyebutkan, penggusuran terowongan berdampak besar dalam menambah penderitaan warga Gaza. Studi menepis kemungkinan serangan militer ke Gaza, namun yang terjadi adalah kebijakan mengisolasi Gaza akan terus berlangsung, dengan tujuan utama menggulingkan Hamas.
Kepentingan nasional dan kemanusiaan mengharuskan pencabutan blockade Gaza, dan Hamas harus menegaskan ketidakterlibatannya dalam intervensi internal Mesir. Dan pimpinan otoritas di Ramallah harus bekerja serius dan positif untuk mengakhiri blockade, dan mengedepankan kepentingan yang lebih tinggi, yaitu mengembalikan agenda nasional Palestina.
Sejarah Terowongan
Fenomena terowongan di perbatasan Mesir-Palestina marak sejak tahun 1982, yang digunakan untuk memasukan barang-barang kebutuhan dari Mesir ke Gaza. Fenomena ini meningkat usai kemenangan Hamas dalam pemilu parlemen Palestina pada Januari 2006, setelah penjajah zionis memblokade pemerintah Palestina dan berupaya menggulingkannya.
Jaringan terowongan di perbatasan Mesir-Palestina menjadi denyut nadi kehidupan di Gaza yang diblokade darat, laut dan udara sejak sekitar 7 tahun lalu. Terowongan ini merupakan sarana utama perekonomian Palestina di Gaza, pemerintah Palestina di Gaza membentuk lembaga khusus untuk mengatur kerja terowongan ini, yang berada di bawah kordinasi Kemdagri.
Usai kudeta di Mesir, militer Mesir memperketat blockade Gaza, dengan menghancurkan lebih dari 90 % terowongan di perbatasan. Jubir militer Mesir, Ahmad Muhammad pada September lalu mengumumkan, militer Mesir telah menghancurkan 343 terowongan yang bertebaran di perbatasan Mesir dan Gaza.
Bukan hanya itu, militer Mesir membangun kawasan isolasi di sepanjang perbatasan dengan Gaza seluas 500 meter, yang menyebabkan terusirnya komunitas warga yang tinggal di kawasan Sholahudin, Barahimah, Kanada, Barazil, Sharsuriyah dan lainnya, setelah penutupan kawasan laut antara Mesir dan Gaza.
Dampak Ekonomi Dan Politik Akibat Penggusuran Terowongan Di Gaza:
Blockade yang disebabkan penggusuran terowongan menambah pengangguran dan meningkatnya kemiskinan mencapai 40 % di Gaza. Dan puluhan ribu warga kehilangan pekerjaannya. Menurut Ala Rafati, Meteri Perekonomian Palestina, kerugian ekonomi di Gaza mencapai 460 juta USD sampai September 2013 lalu.
Sementara dampak buruk penggusuran terowongan bagi politik Palestina, terlihat pada dampak buruk di sector ekonomi dan sosial di Gaza, yang dirasakan rakyat dan pemerintah secara menyeluruh.
Beberapa Kemungkinan Skenario:
1. Skenario solusi, terbagi kepada dua hal:
a. Komunikasi dengan pihak Mesir untuk memenej bersama perlintasan Rafah.
b. Tekanan rakyat dan internasional kepada pemerintah baru Mesir supaya membuka perlintasan secara normal.
2. Skenario Pengacauan;
Emosi rakyat yang memuncak disebabkan blockade, dan suksesnya gerakan pembangkangan rakyat di Gaza akan menciptakan kekacauan di Gaza, yang memicu pihak keamanan Palestina di Gaza menggunakan kekerasan dalam menghentikan aksi massa, yang membuat situasi kacau, kemudian pemerintah kehilangan kendali atas Gaza.
3. Skenario Militer:
Militer Mesir melakukan penyerangan terhadap Gaza, dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Hamas di Gaza, dan memasukan kelompok Palestina dari Sinai ke Gaza yang dipimpin Muhammad Dahlan.
Atau serangan militer zionis dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Hamas dari Gaza, dan mengembalikan kekuasan otoritas Ramallah ke Gaza untuk kedua kalinya.
4. Skenario Isolasi
Blokade diperketat untuk mencekik pemerintah Gaza namun tetap terukur, dengan menunggu stabilitas pemerintahan di Mesir, dan menanti kebijakan pasti setelah itu.
Scenario terakhir ini bisa jadi yang paling memungkinkan dan cocok untuk saat ini, di tengah tantangan dan hambatan besar yang dihadapi scenario sebelumnya. Dan pihak zionis bisa jadi yang menggunakan scenario sebelumnya.
Rekomendasi:
1. Pihak Palestina harus mengedepankan kepentingan nasional dan segera berkomunikasi dengan Mesir untuk memenej perlintasan Rafah secara bersama-sama, guna mengakhiri penderitaan kemanusiaan di Gaza.
2. Liga Arab harus menyerukan semua pihak terutama Menlu Arab untuk mendiskusikan masalah blockade Gaza, dan mencari kata sepakat membuka perlintasan Rafah.
3. HAM Arab dan internasional harus berkordinasi mencari solusi, menekan pihak Mesir agar membuka perlintasan Rafah dan mengakhiri blockade zalim terhadap Gaza.
4. Pemerintah Palestina di Gaza harus meyakinkan segenap pihak Palestina guna mengelola Gaza secara prtisipatif bersama, dan melakukan dialog dengan segenap kekuatan politik untuk menjamin dan mengokohkan persatuan nasional, dan menyatukan barisan dalam perjuangan dengan faksi-faksi lainnya.
5. Segenap kekuatan politik untuk berkomunikasi dengan pemerintah Mesir agar membuka perlintasan Rafah, berdasarkan kepentingan nasional dan kemanusiaan. (qm)
0 komentar:
Post a Comment