Kisah Mahasiswa Suriah yang Mati Syahid
Kematian datang tanpa diduga-duga. Demikianlah jiwa manusia, sepenuhnya dalam genggaman ALLAH. Tak terkecuali di medan jihad Suriah. Kematian syahid yang dicari-cari oleh orang beriman sangat sering terjadi di sana. Tak pula selalu terjadi di medan tempur, jiwa yang dijemput ALLAH secara syahid tak akan pernah salah.
Berikut adalah kisah syahidnya Hussam Khayat, seorang mahasiswa arsitektur di Suriah berusia 23 tahun.
Kisah bermula ketika suatu hari Hussam Khayat didatangi oleh orang-orang yang berniat kurang baik dan berniat memerasnya. Hussam menolak memberikan uang kepada mereka, akibatnya para penjahat itu merampas kartu identitas mereka. Beberapa kemudian, petugas Keamanan Negara, Al-Moukhabrat menelponnya. Seorang petugas memintanya datang segera ke kantor intelijen rezim Asad.
Ibu Hussam yang khawatir, berkeras menemani anaknya ke kantor itu. Ketika tiba di kantor intelijen, ibu Hussam tidak diijinkan masuk. Kata petugas saat itu, “Hanya akan makan waktu beberapa menit, tak lebih.” Tapi ternyata ibu Hussam harus menunggu berjam-jam. Hussam tidak keluar juga. Petugas menyuruhnya pulang, “Jika Hussam sudah keluar, kami akan telpon anda”. 13 hari kemudian, telepon berbunyi. Rumah sakit militer memberitahu, “Anak anda tewas, anda bisa datang mengambil jenazahnya”.
Beberapa hari kemudian, ibu Hussam mendengar berita di stasiun TV milik rezim, “Pasukan kita yang gagah berani telah membunuh beberapa ‘teroris’ di daerah Jobar, dan salah satunya bernama Hussam Khayat.”
Ibu Hussam bertutur, “(Bayangkan bila) anakmu dipenjara dan disiksa sampai mati. Lalu mereka memintamu dengan tanpa perasaan untuk mengambil jenazahnya dari rumah sakit. Betapa beruntungnya diri saya? Paling tidak saya tahu tempat di mana saya menguburkan anak saya.” Demikian ucap ibu Hussam yang telah hancur hatinya.
Ibu Hussam tidak dapat mengenali Hussam lagi, karena tubuhnya telah dicabik-cabik dengan pisau, dan dibakar dengan abu asap rokok. Kuku-kuku almarhum Hussam pun telah dicabuti. Dia – insya ALLAH – syahid setelah menghadapi 13 hari penahanan dan penyiksaan di salah satu penjara kantor intelijen rezim Suriah.
Rezim Asad menyatakan Hussam mati dalam bentrokan antara pasukan rezim dan pemberontak. Ibunya, dan semua orang tua korban, harus menanda tangani surat pernyataan bahwa anaknya telah dibunuh oleh ‘para teroris’.
Asma Alabed, seorang kawan Hussam, menulis tentang almarhum Hussam di blognya, “Dengan keadaan saya yang memaksa saya meninggalkan kuliah saya di Universitas Toronto, Kanada, membuat saya lupa betapa saya telah dilimpahi barakah dengan keadaan diri yang aman dan bersama orang-orang tercinta saya. Saya merasa muak dengan kekejaman brutal rezim Asad kepada rakyatnya, muak dengan mereka yang masih saja mendukung rezim itu, dan muak tinggal di masa-masa yang akan mengakibatkan keluarga Taunt Loubna (sepupu Hussam-red) dan orang seperti Taunt Loubna adalah orang yang saya ingin menjadi sepertinya suatu hari nanti (karena ketabahannya-red)”.
http://antiliberalnews.com/2013/10/23/hussam-khayat-mahasiswa-suriah-yang-mati-syahid/
0 komentar:
Post a Comment