Pengamat politik di media Yediot Aharonot, Simon Shavir menyampaikan kritik atas kegagalan militer zionis menghadapi gerilya perlawanan Palestina sejak agresi militer ke Gaza sampai saat ini. Menurutnya lebih baik sekedar melakukan respon balasan atas setiap serangan.
Shavir menyatakan, Hamas dan Jihad Islami tetap konsisten sampai saat ini dengan kerugian minimal, dan masih memegang kendali inisiatif, yang membuat darah kita mendidih, hingga menyebabkan operasi militer tak mencapai sasaran sampai saat ini.
Menurutnya, kedua gerakan perlawanan tersebut tidak memiliki persenjataan secanggih yang dimiliki tentara zionis, namun mereka memperlihatkan kemampuan pertempuran yang belum pernah disaksikan militer Israel sejak 65 tahun pertikaian Arab-Israel. Ini sangat mengkhawatirkan, seiring waktu kekuatan ini terus menambah kemampuan strategi pertempurannya.
Sementara itu pengamat militer lainnya, Ron ben Yesaya mengungkap, militer zionis mengalami kerugian besar sejak awal operasi serangan darat ke Gaza, sejumlah perwira tinggi dengan beragam keterampilan di lapangan berguguran, termasuk pimpinan militer di brigade infantri Israel.
Sumber militer zionis mengungkap, pesawat tempur Israel telah menembakan sedikitnya 120 bom, setiap bomnya memiliki berat 1000 kg ke kawasan Syujaiyah, namun hanya berhasil menghancurkan 30 terowongan yang beberapa di antaranya sudah tidak dipakai.
Penjajah Zionis Akui Tak Tahu Ujung Terowongan Perlawanan Palestina
Laporan yang dirilis harian Yediot Aharonot, Kamis (24/7) kemarin, membahas terowongan perlawanan Palestina yang ditegaskan oleh para komandan militer zionis sulit diterka dan tidak mudah mengetahui ujung terowongan ini.
Militer zionis takut tidak bisa menyelesaikan tugas melakukan operasi serangan darat ke Gaza dalam rangka menghancurkan terowongan.
Harian zionis menulis, wacana di level politik Israel sebelumnya mentargetkan hanya beberapa hari untuk menghancurkan terowongan. Namun justru militer terjebak dalam peperangan, disebutkannya bahwa militer zionis bisa jadi membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan tugas mereka.
Seorang kolumnis Yosi Yahusyu menulis di harian yang sama, para pejabat militer menegaskan, penghancuran terowongan perlawanan bukan hal mudah, dan tak cukup sebentar. Namun jika langkah politik mengharuskan gencatan senjata, sebaiknya dilakukan, karena ancaman terowongan perlawanan tak mungkin dihilangkan dalam waktu dekat. Siapa yang mengklaim sebaliknya, ia telah melakukan penyesatan opini public dan di kalangan “Israel”.
Disebutkan, pimpinan militer menolak gencatan senjata tanpa penyelesaian tugas pokok, seprti direncanakan di awal, yaitu untuk menghancurkan terowongan perlawanan Palestina.
Koran zionis menyebutkan, saat ini 300 terowongan sudah diketahui keberadaannya, sebagiannya dilakukan penggusuran, namun ada terowongan lainnya yang berjumlah banyak, yang masih belum diketahui.
Menurut komandan Brigade Nahal zionis, Ori Guardin, sejak awal menemukan terowongan, sangat melelahkan karena membutuhkan banyak waktu.
Harian zionis menyebutkan, menghancurkan terowongan bukan hal mudah. Laporan di lapangan menyebukan terjadinya pertempuran yang sulit dan berbahaya. Seperti sebuah rumah yang sebelumnya disangka steril, namun kemudian berubah menjadi sasaran kematian, saat dirudal. Atau ditembak rudal anti tank.
Sementara itu para pimpinan militer zionis menyatakan kekhawatiran perlawanan Palestina bisa masuk melalui terowongan ini. Dan belum ada solusi dalam masalah ini. (pip)
0 komentar:
Post a Comment