Para Pejabat senior di Myanmar mengatakan pada Rabu (21/9) akan menghancurkan masjid-masjid dan sekolah Islam yang berada di Rakhine, Myanmar, dengan dalih dibangun tanpa izin.
Lebih dari 3.000 bangunan, termasuk 12 masjid dan 35 madrasah akan dibongkar. Sebagian besar bangunan berada di Kota Muslim Maungdaw dan Buthidaung, koran lokal Voice Daily melaporkan.
“Kami akan menghancurkan masjid dan bangunan lain yang dikonstruksi tanpa izin,” kata Menteri Urusan Keamanan dan Perbatasan Rakhine, Kolonel Htein Linn seperti dilansir World Bulletin, Rabu (21/9).
Para pemimpin Muslim mengkhawatirkan adanya rencana untuk membongkar masjid-masjid di Rakhine. Mereka menyebut hal itu akan membawa ketegangan baru antara komunitas Muslim dan Budha.
“Hal ini akan membawa kekerasan dan masalah lain yang tidak diinginkan dan dapat menciptakan ketegangan,” kata seorang pemimpin Muslim dari Maungdaw. Ia menyebut tindakan ini tidak konstruktif dan membawa dilema bagi penduduk lokal.
Serangkaian kekerasan antara etnis Rakhine Buddha dan Muslim sejak 2012 masih berlangsung hingga kini, membunuh banyak umat Islam. Sekitar 140.000 pengungsi, sebagian besar adalah anggota komunitas Muslim Rohingya.
Muslim Rohingya, seperti diungkap oleh PBB adalah salah satu kelompok minoritas paling teraniaya di dunia. Mereka resmi disebut sebagai “Bengali” Myanmar.
Linn mengatakan telah bertemu dengan penduduk lokal Sittwe pada Selasa (20/9). Ia juga akan segera mengumumkan waktu pembongkaran.
“Penghancuran ini suatu keharusan,” kata Linn kepada Voice Daily.
Menurut pemerintah lokal, saat ini ada 2.270 bangunan tak berizin, termasuk sembilan masjid dan 24 madrasah di Maungdaw. Sebanyak 1.056 bangunan illegal, termasuk tiga masjid dan 11 madrasah berada di Buthidaung.
Muslim menempati porsi 90 persen populasi di dua kota yang berbatasan dengan Bangladesh itu. Sebagian besar bangunan yang dicap illegal itu juga adalah milik Muslim.
Sumber: Worldbulletin
0 komentar:
Post a Comment