Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi mengusung Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Pemilihan Gubernur DKI, 2017. Jauh sebelum keputusan ini tiga partai Golkar, Hanura dan NasDem sudah berada di belakang calon petahana.
Partai Gerindra dan PKS memunculkan nama pengusaha Sandiaga Uno berpasangan dengan Mardani Ali Sera. Tersisa PPP, PKB, PAN dan Demokrat yang belum menentukan pilihan.
Jika dihitung, dukungan empat partai ke Ahok, ada 52 kursi dari total 106 di DPRD DKI. PDIP memiliki 28, Hanura 10, Golkar 9 dan NasDem 6. Jika Gerindra, PKS, PPP, PKB, PAN dan Demokrat bergabung masih tersisa 54 kursi.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok berharap dalam Pilgub nanti hanya ada dua calon yang akan bertarung. Komunikasi dengan partai dari koalisi kekeluargaan masih berjalan alot.
"Hikmah dari sikap PDIP, saya harap ujungnya hanya dua kandidat," kata Mubarok saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (21/9).
Mubarok mengatakan ada sejumlah pihak yang mencoba memecah belah suara agar ada tiga calon. Dia bahkan mengaku ditawari uang dalam jumlah besar untuk mengusung calon yang tidak laku dijual.
"Ada yang hubungi saya tawarkan Rp 500 miliar. Dibilang kita punya sponsor sediakan uang untuk calon boneka yang elektabilitasnya rendah. Kita tolak," ungkapnya.
Meski tahu orang tersebut, Mubarok menolak membeberkan identitasnya. Dia juga tak mau mengungkap siapa calon yang ingin dimunculkan. "Ya calon dari kelompok boneka itu," tuturnya.
Untuk calon yang diusung, Mubarok masih menutup rapat-rapat mulutnya. Dia menegaskan Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum membuat keputusan.
"SBY tak akan ke depankan ego politik. Politik masing-masing punya kepentingan, tapi hasilnya kesepakatan," tandasnya. (ma)
0 komentar:
Post a Comment