Mengapa Ahmad Dhani? Mengapa Anies Baswedan?
Dari Ahmad Dhani hingga Anies Baswedan, ketika berbagai kalangan “islamis” semakin tak mengerti pada PKS. Pilihan yang melahirkan banyak keraguan. Celoteh spontan yang telah sering terdengar adalah : “dulu aja memusuhi, dulu aja menjelek-jelekkan sekarang kok menggandeng, bahkan menjadikan pemimpin. Siapa memanfaatkan? Siapa dimanfa’atkan?”.
Itulah issue sebelum tidur yang mengemuka di malam minggu, dan ternyata obrolan sebelum tidur itu sangat dahsyat, hingga saat terjaga jam 1 dini hari, ucapan takbir dan hamdalah terlantun sebagai ucapan pembuka hari. Rasa-rasanya Allah menurunkan pemahaman berbagai konsep untuk menjawab tanya dan keraguan itu. Diripun tersungkur, semakin tunduk pada kuasa Allah, sang Penguasa jagat semesta, semakin ta’at pada syari’atNya.
Konsep Muallafah Quluubuhum, sebuah ide akan hati-hati yang perlu ditaklukan. Meskipun di era banyak generasi di Indonesia, konsep ini menjadi konsep general pada semua mereka yang baru saja masuk Islam.
Kontroversi terjadi saat beberapa saat sesudah futuh Mekkah, uang-uang bernilai fantastis justru jatuh ke tangan mereka “para pendatang baru”. Orang-orang anshar yang membela Rasululllah dengan jiwa, raga dan harta meradang, bagaimana mungkin ini terjadi? ketidakadilan.
Bukankah ini rasanya : “Ketika Delapan tahun lalu terusir dari kampung halaman, membutuhkan perlindungan, dan seketika kemenangan datang, keuntungan lari pada mereka yang dulu mengusir?”
Kontroversi ini menggema, mengemuka, membakar jiwa-jiwa. Ketika apinya hampir meluluh lantakkan keimanan, respon Rasulullah pada kontroversi ini mengagetkan jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa yang tersengat oleh satu perspektif : “pilih Rasulullah atau harta?”
Keimanan pun kembali membuncah dalam dada. Bak hujan deras yang mematikan api kontroversi.
Dulu kan begini, sekarang kok begitu?
Saat Futuh Mekkah, Rasulullah menyerukan agar Ikrimah Bin Abu Jahal dibunuh. Ikrimah lari menyelamatkan diri. Istri Ikrimah tak dapat hidup sendiri, ia berjuang mendapatkan jaminan kehidupan bagi suaminya. Saat sang istri berhasil membawa Ikrimah ke hadapan Rasulullah, saat itu kebijakan telah berganti. Di hari itu beberapa saat sebelum perang Hunain istri Ikrimah merasakan kasih sayang Allah, ia bergembira, hatinya merasa “Dulu Rasulullah memerintahkan pembunuhan suamiku, dan kini Rasulullah memaafkannya”.
Ditulis oleh Tutik Hasanah/islamedia
0 komentar:
Post a Comment