Pemimpin Syiah Iraq Keluarkan Fatwa Lawan Pasukan Turki
Seorang ulama senior Syiah Iraq mengeluarkan fatwa, pada awal minggu ini meminta semua warga Iraq untuk melawan “tentara invasi Turki” yang saat ini berada di Iraq utara, mengatakan melawan secara militer tentara Turki agar mundur dari wilayah Iraq merupakan sebuah “tugas moral dan agama”.
Ayatollah Qasim Al-Tai mendeklarasikan bahwa “sangatlah penting [warga Iraq] melawan ipasukan Turki.”
“Merupakan tugas moral dan agama dalam melawan secara militer kehadiran Turki di Iraq, khususnya setelah parlemen Turki memutuskan kehadiran pasukan tersebut,” Al-Tai mengatakan dalam fatwanya sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Sabtu, (08/10/2016).
Seruan kekerasan dari tokoh agama senior Syiah Iraq diikuti dengan serangakaian komentar pedas dari pejabat politik senior Iraq lain.
Perdana Menteri Iraq Haidar Al-Abadi mengatakan bahwa Turki beresiko memicu “perang regional” jika negara itu tidak menarik pasukannya dari kota Bashiqa wilayah utara Iraq. Perang regional akan mungkin melibatkan Baghdad serta sekutu wilayah tersebut yaitu Damaskus dan Teheran.
Turki bersikeras bahwa mereka berada di wilayah Iraq atas permintaan Pemerintah Regional Kurdi (KRG) dan untuk membantu Peshmerga Kurdi dan pejuang anti-ISIS lainnya dalam pertempuran melawan organisasi teroris tersebut.
Pada awal minggu ini, KRG mengonfirmasi bahwa kehadiran pasukan Turki di wilayah Iraq memang permintaan Erbil, ibu kota KRG, dan hal itu telah disetujui oleh Baghdad sendiri.
Sebelumnya, Turki menekankan negaranya akan memainkan perang penting dalam merebut kembali Mosul dari pasukan ISIS. Turki juga melatih para pelaga (fighters) di empat provinsi di utara Iraq dengan tujuan utama memerangi ISIS.
Sementara itu, Pemimpin Pemerintah Regional Kurdistan Iraq (KRG) Presiden Massoud Barzani dengan Perdana Menteri Binali Yıldırım sempat bertemu di Ankara tahun 2015 sebelum ketegangan antara Ankara dan Baghdad terjadi seputar pengerahan pasukan tambahan Turki ke Mosul untuk melatih kelompok-kelompok Muslim Sunni.
Qasim al-Tai, adalah seorang tokoh Syiah yang memisahkan dari kepemimpinan Syiah Muqtada al-Sadr dan memiliki komando Syiah Iran. Sementara milisi Syiah Hashd al-Shaabi, yang menyatakan tidak bergabung dengan Pperasi Mosul, juga bersumpah untuk melawan militer Turki.*/Nashirul Haq AR
0 komentar:
Post a Comment