Inilah awal mula kekerasan di Suriah


Apa yang paling diingat saat pertama mendengar negara Suriah? Mungkin berkaitan dengan ISIS?

Isu ISIS memang baru merebak di Indonesia maupun dunia sekitar tahun 2013-2014. Namun, pergolakan Suriah telah terjadi sebelum itu.

Pada awal 2011, terjadi pergerakan yang cukup besar di Suriah. Banyak kekerasan dan pembunuhan yang terjadi di Dara'a, sebuah kota di Selatan Suriah, tempat yang menjadi awal aksi protes terhadap Presiden Basyar al-Assad.

Demonstrasi dan kekerasan yang berlangsung ternyata tidak selesai dalam sehari. BBC melalui program Panorama mencoba untuk mengungkap kejadian tersebut dengan reporter Jane Corbin.

Berikut beberapa rangkuman yang pernah diungkap dokumenter berjudul “Panorama : Syria Inside The Secret Revolution”.

Revolusi Suriah berawal dari penangkapan beberapa siswa sekolah pada pertengahan Maret 2011 di kota Dara'a, Suriah selatan.

Menurut Al-Jazeera, sebanyak 15 murid ditangkap karena membuat grafiti di dinding sekolah yang berisi coretan kritikan pada rezim Assad. Video yang beredar menunjukkan anak-anak itu terluka karena mendapat penyiksaan selama mereka ditahan.

Kejadian tersebut sontak membuat warga Dara'a turun ke jalan melancarkan aksi protes mereka serta menjadikan masjid Al-Omari sebagai pusat kegiatan.

Warga melakukan aksi perusakan terhadap beberapa simbol pemerintahan yang dianggap korup, seperti patung presiden terdahulu (Hafidz al-Assad), hingga kantor perusahaan telepon milik Rami Makhlouf, saudara sepupu Assad.

Kebebasan politik memang menjadi keinginan utama warga Suriah setelah dikekang dalam hukum darurat sejak partai Ba'ats berkuasa.

Kegiatan demonstrasi berubah menjadi aksi kekerasan akibat adanya campur tangan dari pasukan keamanan.

Tentara pendukung Assad melancarkan serangan kepada warga sehingga menyebabkan sekitar 4 orang meninggal dunia.

Ratusan orang juga terluka. Sejak saat itulah, kekerasan dan pembunuhan kerap terjadi di Dara'a. Para korban luka tidak dapat dibawa ke rumah sakit karena warga takut korban akan diculik oleh pasukan keamanan.

Basyar al-Assad menjadi presiden Suriah sejak tahun 2000. Sebelumnya, ayahnya, Hafidz Assad telah memimpin negara tersebut selama 30 tahun.

Warga awalnya menaruh banyak harapan, tapi sepertinya Assad tidak berada di pihak rakyatnya, sebagaimana terlihat dari respon keamanan kejadian di Dara'a.

Berbeda dengan ayahnya, Basyar merupakan lulusan fakultas kedokteran dan mengambil spesialis mata di Inggris, ia sempat dianggap akan mengubah arah pemerintahan Suriah yang diktator.

Dimana partai tunggal berkuasa di bawah keluarga Assad, sementara pelanggaran HAM terus terjadi dengan rendahnya kebebasan politik.

Tetapi, ternyata tak ada yang berbeda dari rezim itu dalam menanggapi tuntutan rakyatnya, yang mayoritas adalah Sunni. Kekerasan menjadi tanggapan Damaskus atas semua protes.

Saat menanggapi kejadian di Dara'a, Assad hanya berkomentar bahwa kemungkinan, aksi-aksi kekerasan dilakukan untuk "kepentingan asing". Ia juga menuduh adanya "kelompok teroris" di masyarakat yang melakukan demonstrasi.

Tuduhan itu dijadikan alasan untuk melakukan pengepungan atas kota Daa'ra. Pada 25 April 2011, sejumlah besar tentara datang untuk menduduki kota dan memberlakukan keadaan militer.

Suplai air, listrik dan jalur komunikasi diputus. Banyak warga yang menjadi korban, termasuk anak-anak.

Pengepungan ini terjadi selama 11 hari dan mengakibatkan sekitar 220 warga kota Dara'a meninggal dunia.

Banyak kecaman yang datang terhadap pengepungan militer, termasuk dari National Organization for Human Rights in Syria.

Kondisi tak jauh berbeda dengan kota Aleppo saat ini, namun Dara'a belum terjadi pemboman dari udara. (BBC/Al-Jazeera/rslh-Rr) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment