Warga Pasar Ikan: Megawati Ubah Nama Saja Jadi Tegawati
Warga Jalan Akuarium, Pasar Ikan, berbondong-bondong mendatangi Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (3/9).
Puluhan warga korban penggusuran ini mengajukan gugatan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Secara khusus, ada empat nama yang digugat warga Pasar Ikan, dikawal oleh LBH Jakarta, yakni Gubernur DKI Jakarta, Panglima TNI, Kapolri dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Sembari menunggu perwakilan mereka mendaftarkan gugatan di lantai atas Gedung PN Jakpus, warga Akuarium bercengkrama dan bercerita soal kehidupan mereka di puing-puing penggusuran.
Sri Rusdiani misalnya, walaupun nampak ceria siang itu, berkeluh kesah tentang kehidupannya sejak digusur pada bulan April 2016 lalu, berubah total.
“Dulu katanya yang digusur tujuh meter dari tanggul, ternyata malah kena semua (digusur),” cerita Sri.
Wanita berjilbab ini menyebutkan, saat ini masih tersisa 200 orang warga yang bertahan di atas puing rumah mereka, dan tinggal sehari-hari di dalam tenda. Termasuk di antaranya ada banyak lansia.
“Ada nenek-nenek, nggak ada lagi saudaranya, keluarganya, sendirian saja tinggal dia di tenda,” kata Sri.
Mereka juga enggan pindah rusun yang dipersiapkan Pemprov Jakarta di Rawa Bebek dan Marunda.Alasannya karena masih betah di tempat lama.
“Istilahnya kita ngebangun (rumah) kan nggak pake kertas koran,” celetuk seorang warga Pasar Ikan lainnya.
Menurut Sri, Pemprov DKI telah berbohong dan menzalimi warga Pasar Ikan. Kebohongan Pemprov DKI terlihat jelas saat pertemuan di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat.
“Dia (perwakilan Pemprov DKI) bilang kita dikasih makan tiga kali sehari, preeet. Ada juga polisi yang mereka kasih makan. Kita semua di rapat itu teriak, bohong bohong bohong,” jelas Sri menggambarkan situasi rapat di Komnas HAM saat itu.
Jakarta sebentar lagi akan Pilkada. Ia memastikan, warga Pasar Ikan sudah bersiap-siap untuk tidak memilih Ahok sebagai gubernur.
Ia sendiri tak habis pikir alasan PDI Perjuangan, yang terkenal dengan tagline ‘partai wong cilik’ justru mengusung Ahok. Keputusan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri disesalkan.
“Itu Megawati udah aja ubah nama jadi ‘Tegawati’. Padahal kita dulu tim sukses PDIP. Sekarang nggak lagilah,” ketus Sri.
Usai digusur Ahok, tak ada secuil pun bantuan dari PDIP untuk warga Pasar Ikan. Berbeda dengan Ketua Umum Partai Gerindra, menurut dia, Prabowo Subianto yang sigap memberi bantuan berupa tenda kepada warga korban gusuran yang masih bertahan.
“Kita sudah tersakiti, sudah hancur-hancuran. Intinya kita ga akan dukung Ahok, siapa ajalah diantara calon dua (cagub lain) itu,” kata Sri.
0 komentar:
Post a Comment