Lang Pa Cha, Ritual Kaum Budha Menguliti, Mencincang, Memasak dan Memakan Mayat
Kudatara Nagaviroj, seorang Konselor dari Kedutaan Kerajaan Thailand di Pretoria membalas email mengenai yang dikirim oleh Thandokwakhe Sibiya, seorang netizen dari Afrika Selatan yang peduli akan masalah ini dan telah beredar juga di internet dan menyebabkan prasangka negatif masal seperti di tautan yang kami cantumkan di atas. Nagaviroj menegaskan bahwa kasus ini bukanlah kasus kanibalisme, mengenai kumpulan foto para relawan Sawang Pae Paisarn Foundation yang sedang menyelenggarakan Lang Pa Cha. Berikut penjelasan lebih detilnya :
Foto tersebut diambil pada tanggal 13 Maret 2009 di pemakaman di provinsi barat daya Thailand (Prachaub Khiri Khan Province),
Bagi orang yang menganut agama Buddha di Thailand, ada dua macam ritual keagamaan yang bisa ditempuh untuk mendiang, mengkremasi dan mengubur jasad mendiang
Bagi umat Buddha di Thailand, mengubur jasad tidaklah sepopuler kremasi, dan yang biasanya mendiang dikuburkan apabila mendiang adalah mayat tak dikenal, tak punya sanak saudara, atau keluarga miskin yang tidak punya cukup dana untuk menyelenggarakan upacara kremasi.
Pemakaman di daerah pedesaan di Thailand seringkali kehabisan lahan karena terlalu banyak jasad yang dikubur, jadilah umat Budhha setempat menyelenggarakan ritual "Lang Pa Cha" , yang artinya "pembersihan dan merapikan pemakaman", dimana para relawan akan menggali mayat atau menggarap mayat baru yang tidak ada kerabatnya.
Dalam kejadian 13 Maret 2009 tersebut, ada 64 mayat yang harus diurus. Bila semua mayat langsung dikremasi begitusaja, akan menghabiskan banyak waktu, lahan, dan bahan bakar sehingga para relawan memutilasi dan memisahkan daging dan tulang mayat tersebut untuk memudahkan menumpuk sisa-sisa mayat untuk dikremasi.
Para relawan dalam ritual ini sebagian besar adalah staf medis atau kru SAR/tanggap darurat (mudah diidentifikasi oleh biru seragam mereka / putih dan kartu id) sehingga mereka tidak mudah jijik atau mual dalam mengurus jasad - jasad tersebut.
Menurut tradisi Buddha, para relawan yang diizinkan untuk berpartisipasi dalam ritual keagamaan ini harus benar-benar vegetarian untuk membersihkan pikiran mereka sebelum dan sesudah ritual. Olehkarenanya foto para relawan yang sedang memasak makanan tidak ada hubungannya sama sekali dengan kanibalisme atau memakan daging mayat.
Dan jasad yang ditampilkan dalam foto adalah orang Thailand yang kebetulan berkulit gelap (yang bahkan jadi membiru dan lebih gelap lagi setelah kematiannya) - bukan laki-laki Afrika. (hoaxbuster)
0 komentar:
Post a Comment