Siapa Yang Kerahkan Massa Etnis Cina 'Gelap' Untuk Mencoblos Di Siwalankerto?
Jakarta- Aksi pencegahan untuk melakukan pencoblosan yang dilakukan petugas TPS kepada warga Siwalankerto pro-Prabowo semakin jelas menunjukkan indikasi kecurangan petugas TPS kepada warga pro-Prabowo.
Taufik Ardiyanto, salah seorang warga Siwalankerto yang juga saksi dari kubu Prabowo-Hatta merasa dilecehkan setelah kedatangannya untuk melakukan pemungutan suara di wilayahnya ditolak petugas TPS. Pencegahan mencoblos itu juga bukan hanya dialami Taufik, tapi juga 11 saudaranya.
Alasan petugas TPS, karena Taufik dan saudara-saudaranya tidak membawa surat undangan memilih. Padahal Taufik dan saudara-saudaranya adalah warga asli setempat yang telah menetap di wilayah tersebut selama puluhan tahun lalu. Taufik dan saudara-saudaranya terdaftar di DPT, tapi anehnya, saat pelaksanaan Pilpres mereka tak memperoleh undangan.
Masih mengalami keganjilan dengan penolakan petugas TPS dan tidak adanya surat undangan memilih, Taufik kembali harus menyaksikan keanehan yang jauh lebih parah, karena ia dikejutkan dengan keberadaan begitu banyak etnis Cina yang leluasa memilih di TPS tempatnya memilih. Padahal Taufik mengaku kenal dengan hampir semua penduduk yang ada di desanya.
"Banyak surat suara menumpuk dan banyak warga keturunan Cina datang, dan tidak saya kenal (mereka). Maka itu saya melakukan pemotretan, surat numpuk di situ dan anehnya mereka begitu mudah mendapatkan surat suara," ujar Taufik di sidang pelanggaran kode etik DKPP, di Gedung Kemenag RI, Kamis (14/8) .
Saat itu, setelah harus berdebat sengit dengan pihak TPS, Taufik akhirnya bisa mencoblos. Itupun hanya dirinya dan 6 saudaranya yang dapat memilih, sementara 6 saudaranya yang lain beserta keluarganya diputuskan petugas TPS tetap tak bisa memilih.
"Adik saya orang situ tapi tidak dapat surat undangan memilih, akhirnya pulang. Ini diskriminasi terhadap warga Siwalankerto yang benar sudah menjadi warga sejak masih sepi," tandas Taufik.
(spektanews)
0 komentar:
Post a Comment