Semua sepakat soal keterkaitan peristiwa politik dan lapangan Mesir dengan Gaza. Imbas peristiwa yang di Kairo dengan begitu cepat merembet ke Gaza. Eskalasi kekerasan di Sinai yang menjadi pembenaran terhadap eskalasi atas Gaza dengan melakukan pengekangan di perbatasan Rafah tanpa henti dan terus menghancurkan terowongan di perbatasan antara Gaza kendi Rafah di sisi Mesir. Operasi ini ang menyebabkan naiknya harga kebutuhan terutama bahan bangunan.
Blokade dan perang serta kudeta adalah segitiga kerja intelejen zionis, otoritas Palestina dan sekutu-sekutu mereka untuk membatasi pengaruh dan kekuatan perlawanan Palestina. Hal itu sudah pernah mereka lakukan sebelum perang Al-Furqon di Gaza melawan zionis. Dimana blokade semakin kuat, masuknya barang ke Gaza dihentikan. Akhirnya ratusan warga mengantri untuk mendapatkan beberapa liter bahan bakar.
Elit kudeta di Mesir memiliki kepentingan sama dengan Israel dan otoritas Palestina. Dan Gaza sebagai korban kepentingan itu. Mereka ingin mengubah situasi Gaza yang selama ini senantiasa melakukan perlawanan.
Muhammad Muslih penelitian urusan zionis mengatakan presiden Mesir Muhammad Mursi sebelum dimakzulkan secara paksa dengan kudeta militer beberapa tahun berusaha bekerja mengefektifkan perjanjian keamanan Arab bersama, menghidupkan kerjasama Arab dalam hal suplai obat-obatan dan makanan ke Gaza. Hal ini membuat zionis marah. Saat ini Israel merasa tenang dan menyadari bahwasanya kudeta di Mesir tidak akan bisa mengembalikan situasi ke belakang. Apalagi setelah keterlibatan aparat keamanan Mesir dalam pertumpahan darah warga sipil. Kkarena itu mereka saat ini sedang mempelajari untuk melanjutkan dukungannya kepada elit kudeta dan membuat resume rencana pagi Gaza dan Sinai.
Saat ini zionis berbicara tentang pembukaan perlintasan Bethanun pada saat perlintasan Rafah ditutup.
Muslih menjelaskan tentang konspirasi yang direncanakan militer Mesir dalam melakukan kudeta dalam waktu tertentu yang dipimpin oleh pimpinan Dewan Militer. Operasi kudeta militer ini adalah merenovasi teori Amerika dan Israel sebagai kekuatan yang menggetarkan di kawasan Timteng. Hamas sebagai prioritas di tengah stagnasinya harapan politik dalam perundingan dan entitas zionis berusaha mengegolkan kepentingan keamanannya.
Ia menegaskan zionis dan sekutunya berusaha menjatuhkan pemerintahan Hamas karena dua sebab pertama merenovasi teori Amerika dan Israel sebagai kekuatan tak terkalahkan kemudian mengatasi masalah Sinai. Semua rencana saat ini mengarah kepada blokade Gaza yang diperkuat menciptakan situasi keamanan di Sinai dan menambah memperkuat legalitas otoritas Palestina.
Sementara itu pengamat politik Abdus Sattar Qosim memprediksi penguatan blokade atas Gaza ketika militer Mesir melanjutkan penghancuran terowongan menutup perlintasan Rafah dan mengatasi kekerasan dan serangan di Sinai. Menurutnya, Jalur Gaza dulu dan sampai saat ini terpengaruh secara langsung dengan apa yang terjadi di Mesir. Penyelundupan senjata saat ini di sana sedang pada fase yang lemah. Adapun Sinai akan melampaui periode eskalasi kekeasan setelah peran Al-Qaida mulai bekerja di sana.
Pengamat politik Qasim tidak menampik pasukan penjajah akan melakukan kekerasan militer yang dibantu oleh otoritas Palestina dan militer Mesir untuk menguasai poros Piladelfia (Rafah) dan menghancurkan terowongan untuk melemahkan perlawanan di sana. Ia menegaskan ideologi Ikhwan Muslimin didasarkan kepada gencatan senjata dan perjanjian merupakan organisasi dakwah yang tidak menganut pada kekerasan. Baginya, konflik dan benturan fisik militer adalah solusi terakhir. Bentrokan yang terjadi antara mereka terakhir dengan pemerintah Suriah pada tahun 1981.
Qasim menasihati gerakan-gerakan Islam yang sudah mencapai kepada pemerintahan di sebagian negara-negara Arab agar lebih terbuka dan lebih banyak melibatkan seluruh unsur dan kelompok di negeri tersebut. Hal ini agar bisa meyakinkan masyarakat tentang eksperimen politik mereka dan bisa menampung cita-cita dan mereka. Dia mengatakan Majelis Militer Mesir dimanapun membawa misi permusuhan terhadap Gaza dan Hamas karena dia terikat dengan gerakan Ikhwanul Muslimin.
Sementara itu Dr. Khalid Shafi pengamat urusan gerakan Islam menegaskan, pilihan saat menghadapi pemerintahan Ikhwnaul Muslimin di Mesir hanya bisa disikapi dengan empat empat pilihan;
Pertama, membiarkan IM mengembalikan kekuatannya dengan visi strategi politiknya berdasrkan ideologi pemikiran. Kedua, mengulang apa yang terjadi di Aljazair setelah kemenangan kelompok Islam di sana yaitu konfrontasi keamanan dengan pemerintah. Ini akan memeras usaha memeras energi gerakan sertakan mengancamnya. Ketiga, membubarkan Ikhwanul Muslimin di Mesir seperti yang terjadi di Bahrain selama beberapa tahun. Akan tetapi ini contoh yang paling sulit akan terjadi di Mesir disamping. Keempat diperlakukan secara represif. IM di Mesir dengan gerakan Hamas di Gaza kedua banyak titik temu dalam banyak sisi. Ini yang menjadikan mereka menjadi musuh bersama baik dari entitas penjajah zionis, otoritas pemerintah kudeta di Mesir dan otoritas Palestina serta sahabat-sahabat mereka. Mereka sedang sama-sama dalam ujian berat.
Ujian berat Shafi mengatakan IM sebelum ini pernah dalam fase-fase sulit tahun 1954 dan 1956 di era Abdul Naser sampai 1965. Akan tetapi pada saat ini bisa jadi sangat lebih sulit karena akan memakan banyak korban. Diperkirakan peristiwa terakhir di Mesir sekitar 6000 korban tewas 14.000 luka-luka, 6.000 orang hilang. Meskipun secara resmi pemerintah Mesir tutup mulut terhadap angka-angka tersebut.
Penderitaan yang sama juga dialami oleh Hamas di era pemerintahan penjajahan zionis dan pemerintah Otoritas Palestina. Sepanjang masa itu terus mengalami kenaikan sampai kenaikan sepanjang 20 tahun. Akan tetapi Hamas memastikan penguasaan Gaza beberapa tahun.
Pengamat Qasim menegaskan Gaza meskipun wilayahnya kecil akan tetapi dia merupakan percobaan satu-satunya dimana kelompok Islam menjadi penguasa di sana. Dan mereka tetap tegar menghadapi penjajah zionis dengan segala kekuatannya meskipun dunia mendukung blokade. Gaza meskipun wilayah kekasih geografisnya yang kecil dan kedudukan yang penting dalam menghadapi penjajahan zionis. Dia terkait erat dengan Mesir di era kudeta militer atas konstitusi politik dengan pimpinan militer Mesir sehingga kemungkinan besar akan terus terjadi pergolakan yang keras. (pip)
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment