Tariq Ramadan: Pembakaran Gereja Ulah Intelejen Mesir

Cendekiawan Muslim terkemuka yang juga cucu pendiri Ikhwanul Muslimin Hassan Al-Banna, Tariq Ramadan, mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam memandang apa yang terjadi di Mesir. Jangan hanya menganggap konflik di sana terjadi antara pendukung Ikhwanul Muslimin dan rezim militer, demikian Ramadan menyebutkan. Dikatakannya pula, banyak pihak di Mesir, baik dari kalangan sekuler, kaum muda, dsb. Mulai menyadari kekacauan di negeri piramid itu sebagai kembalinya era (Hosni) Mubarak. Presiden Mursi yang digulingkan awal Juli lalu diyakini akan menghadapi sejumlah tuduhan dan diajukan ke pengadilan, sementara mantan presiden Hosni Mubarak dibebaskan dari penjara dan sejumlah tuduhan korupsi.

Dalam wawancara dengan BBC World News, Ramadan juga ditanya tentang keyakinannya bahwa gerakan “bawah tanah” Ikhwanul Muslimin berpihak pada perdamaian, sedangkan saat ini mereka juga dituduh sebagai pihak yang membakar gereja Kristen Koptik. Tentang hal ini Ramadan menanggapi,  selama tiga tahun terakhir, bahkan 60 tahun sebelumnya, hubungan kelompok Ikhwanul Muslimin dan kalangan Gereja Koptik sangat dekat. Sesungguhnyalah, selama tiga pekan awal berlangsungnya protes damai, kalangan Ikhwan justru melindungi (sama sekali tidak mengganggu) masyarakat Koptik. “Ini bukan hal baru. Dulu (Presiden) Sadat melakukan hal seperti ini, dan sekarang Mubarak lakukan hal serupa-membakar gereja dengan menggunakan tangan-tangan pihak intelijen. Dengan cara inilah militer Mesir berusaha mendapat legitimasi Barat atas pemberangusan yang mereka lakukan terhadap pendukung Mursi. Tak ada bukti otentik pendukung Mursi yang melakukan pembakaran itu.

Menanggapi kemungkinan kalangan Ikhwanul Muslimin yang marah pada masyarakat Koptik karena mendukung militer, Ramadan menyodorkan sejumlah keanehan, antara lain  tentang kemunculan tiba-tiba sejumlah senjata di tengah demonstrasi (duduk) damai di Lapangan Rabiah Al Adawiyah, sedangkan selama lima pekan sebelumnya sama sekali tak ada senjata di sana.

Ramadan juga menyoroti propaganda  pihak militer di media yang menyebut seluruh demonstran pendukung Mursi sebagai teroris, dan cara terbaik melegitimasi tuduhan ini adalah dengan memunculkan kesan para demonstran sebagai pembakar gereja dan musuh masyarakat Koptik. Sedangkan Mursi sendiri setidaknya 60 kali mengatakan “Warga Koptik juga adalah warga Mesir.”

“Bersikap kritis terhadap pemerintahan Muhammad Mursi memang perlu, bersikap kritis terhadap Ikhwan memang harus,” demikian ditambahkan Ramadan, “namun jangan juga kita termakan propaganda militer yang menggambarkan Ikhwanul Muslimin sebagai teroris. Ini sama sekali bukan hal baru yang dilakukan Mubarak yang ingin mengatakan kepada Barat, 'seharusnya Anda bersama kami dan bukan bersama para teroris itu'.”  (IslamIndonesia/PN/BBC World News) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment