Dalam wawancara dengan BBC World News, Ramadan juga ditanya tentang keyakinannya bahwa gerakan “bawah tanah” Ikhwanul Muslimin berpihak pada perdamaian, sedangkan saat ini mereka juga dituduh sebagai pihak yang membakar gereja Kristen Koptik. Tentang hal ini Ramadan menanggapi, selama tiga tahun terakhir, bahkan 60 tahun sebelumnya, hubungan kelompok Ikhwanul Muslimin dan kalangan Gereja Koptik sangat dekat. Sesungguhnyalah, selama tiga pekan awal berlangsungnya protes damai, kalangan Ikhwan justru melindungi (sama sekali tidak mengganggu) masyarakat Koptik. “Ini bukan hal baru. Dulu (Presiden) Sadat melakukan hal seperti ini, dan sekarang Mubarak lakukan hal serupa-membakar gereja dengan menggunakan tangan-tangan pihak intelijen. Dengan cara inilah militer Mesir berusaha mendapat legitimasi Barat atas pemberangusan yang mereka lakukan terhadap pendukung Mursi. Tak ada bukti otentik pendukung Mursi yang melakukan pembakaran itu.
Menanggapi kemungkinan kalangan Ikhwanul Muslimin yang marah pada masyarakat Koptik karena mendukung militer, Ramadan menyodorkan sejumlah keanehan, antara lain tentang kemunculan tiba-tiba sejumlah senjata di tengah demonstrasi (duduk) damai di Lapangan Rabiah Al Adawiyah, sedangkan selama lima pekan sebelumnya sama sekali tak ada senjata di sana.
Ramadan juga menyoroti propaganda pihak militer di media yang menyebut seluruh demonstran pendukung Mursi sebagai teroris, dan cara terbaik melegitimasi tuduhan ini adalah dengan memunculkan kesan para demonstran sebagai pembakar gereja dan musuh masyarakat Koptik. Sedangkan Mursi sendiri setidaknya 60 kali mengatakan “Warga Koptik juga adalah warga Mesir.”
“Bersikap kritis terhadap pemerintahan Muhammad Mursi memang perlu, bersikap kritis terhadap Ikhwan memang harus,” demikian ditambahkan Ramadan, “namun jangan juga kita termakan propaganda militer yang menggambarkan Ikhwanul Muslimin sebagai teroris. Ini sama sekali bukan hal baru yang dilakukan Mubarak yang ingin mengatakan kepada Barat, 'seharusnya Anda bersama kami dan bukan bersama para teroris itu'.” (IslamIndonesia/PN/BBC World News)

0 komentar:
Post a Comment