Oleh: Abi Syakir
Anda pernah dengar ada sekte “Mulukiyah”? Rasanya sangat asing ya. Asalnya dari kata Muluk, artinya raja-raja. Sekte ini masih bagian dari kaum Muslimin, mereka hidup dan berkembang di tengah Umat Islam. Ciri utama sekte ini ialah: mereka membangun keyakinan, sikap, dakwah untuk menjaga kepentingan raja-raja monarkhi (di Arab).
Biasanya seorang Muslim mendedikasikan hidup dan agamanya untuk Allah Ta’ala, sebagai konsekuensi akidah dan ibadah kepada-Nya. Inilah yang sering disebut Mukhlishina lahu ad din (mengikhlaskan agama semata kepada-Nya). Dalam salah satu versi doa iftitah sering dibaca: Innas shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabbil ‘alamiin (sesungguhnya shalatku, manasikku, hidupku, matiku, ialah untuk Allah Rabbul ‘alamiin).
Malik Abdullah Al Saud menyambut Ahmadinejad di bandara (lihat nama pesawat Iran). Abdullah juga senyum dan menggandeng mesra tangan Ahmadinejad.
Tapi aneh, ada yang mengabdikan hidupnya, ibadahnya, pemikiran, dan amal-amalnya untuk selain Allah, yaitu kepentingan raja-raja monarkhi (di Arab). Ya kita tidak menuduh mereka musyrikin, tapi kita menasehatkan agar mereka berubah, meluruskan akidah, dan memperbaiki diri.
Dalam membangun sikap keagamaannya, sekte Mulukiyah ini dikenal tidak memiliki prinsip atau manhaj yang jelas. Bagi mereka, apa saja bisa halal, kalau menguntungkan posisi raja-raja monarkhi (di Arab). Dan apa saja bisa haram, kalau merugikan kepentingan raja-raja monarkhi di Saudi; eh maaf, maksudnya di Arab. Sikap keberagamaan mereka jauh dari istiqamah, tetapi plin plan, menjilat ludah, dan standar ganda.
Musuh terbesar sekte ini adalah IKHWANUL MUSLIMIN; sebab jamaah itu dianggap sebagai pengganggu utama kekuasaan raja-raja monarkhi (di Arab). Cita-cita Ikhwanul Muslimin untuk membentuk Daulah Islamiyah atau Khilafah Islamiyah dianggap akan mengancam kekuasaan raja-raja monarkhi (Arab); maka itu karakter utama sekte ini ialah: memusuhi Ikhwanul Muslimin lahir batin, sejak awal sampai akhir. Mereka bisa kerjasama dengan Nasrani (Amerika) dan Yahudi (Israel), tapi tidak dengan IM.
Ciri-ciri pemahaman kelompok Mulukiyah ini antara lain sebagai berikut.
[1]. Semua orang boleh membentuk organisasi, lembaga, yayasan, perkumpulan, dan seterusnya. Itu semua tidak dituduh hizbiyah dan ahli bid’ah, kecuali untuk organisasi IM. IM terkena tuduhan hizbiyah dan ahli bid’ah.
[2]. Semua pemimpin di negeri Muslim (seperti Indonesia) bisa diangkat sebagai Ulil Amri, sekalipun berasal dari Demokrat, PDIP, Golkar, dan lainnya. Tetapi kalau pemimpin itu berasal dari IM, seperti di Mesir dan Palestina, mereka “menunda gelar” Ulil Amrinya.
[3]. Semua jenis pemberontakan dan kudeta, adalah bathil; kecuali kalau kudeta dan pemberontakan kepada pemimpin yang berasal dari IM.
[4]. Semua jenis demonstasi adalah salah, munkar, tidak sesuai Salafus Shalih; kecuali demo yang ditujukan untuk menggoyang pemimpin dari IM, itu sah, benar, diperlukan oleh agama.
[5]. Pemimpin diktator beraliran Syiah harus dilawan dengan Jihad; kalau perlu melakukan penggalangan dana membantu Jihad, sambil menangis-nangis. Tetapi kalau pemimpin diktator yang merampas kekuasaan IM dan membunuhi para pendukungnya; nah, ini harus didukung, harus direstui, harus didoakan. Rakyat Mesir diminta “pulang ke rumah” dan merelakan segala kejahatan pemimpin diktator itu.
[6]. Kezhaliman Basyar Assad di Suriah adalah terkutuk, terlaknat, harus dibasmi dari muka bumi. Tapi kezhaliman rezim militer di Mesir, yang tak kalah biadabnya dengan Basyar Assad; itu harus diterima, harus dimaafkan, dinasehati baik-baik, jangan dilawan. Kenapa? Karena yang ditumpas oleh rezim militer itu adalah kekuasaan IM yang membahayakan raja-raja monarkhi (Arab).
[7]. Demokrasi adalah batil, kufur, sesat, musyrik; tetapi hasil kepemimpinan dari demokrasi adalah sah, legal, harus didukung, harus sami’na wa atho’na. Meskipun sarananya dianggap bathil, hasilnya bisa diterima. Shalat Lima Waktu dengan tata-cara Kristiani adalah batil, tidak sah, tertolak. Tapi kalau sudah melakukan “shalat begituan”, pelakunya didoakan, dianggap orang saleh, didekatkan, dimintakan rahmat dan hidayah baginya.
[8]. Semua jenis pemberontakan adakah teroris khawarij; tapi kalau pemberontakan dan makar kepada pemimpin dari IM boleh, sah, diberkahi, didoakan ulama “Salafus Saleh”. Kenapa ya? Karena lagi-lagi IM membahayakan posisi raja Saudi; eh maaf, maksudnya raja-raja monarkhi (Arab).
[9]. Perjuangan melawan Yahudi Israel adalah sah, benar, dan bagian dari Jihad Fi Sabilillah. Tetapi kalau pelakunya Hamas yang berafiliasi ke IM, nanti dulu; harus dilihat dulu orang Hamas itu siapa? Mereka biasa (diftnah, red.) pakai jeans, biasa membuka baju, kadang merokok, kadang tidak shalat; wanitanya jilbabnya tidak Syar’i, anak-anak kecilnya masih memakai celana isbal (menutup mata kaki), dan seterusnya.
[10]. Syiah Rafidhah adalah bathil, akidah rusak, menghujat para Shahabat Nabi, dan seterusnya. Tapi kalau Syiah mendukung kudeta militer Mesir, itu manis sekali, so so sweet. Kalau presiden Syiah (Ahmadinejad) tidak boleh dikudeta, malah harus disambut dengan ramah-tamah dan uluran tangan persahabatan di Saudi, eh maksudnya di negeri Arab.
Nah, begitulah sekilas ciri-ciri pemahaman kelompok Mulukiyah ini. Lha wong beragama kok jadi kayak main-main (istihza’). Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik. Maka bersyukurlah bagi mereka yang TIDAK BERHUTANG BUDI kepada Arab Saudi, eh maksudnya negeri Arab. Karena mereka bisa selamat agama dan Syariatnya, karena bisa mengikhlaskan hati dan jiwa untuk menghamba kepada Allahu Rabbul ‘alamiin. .
Rabb kita itu Allah Al A’la, bukan raja-raja monarkhi Arab. Kita tak butuh bantuan dan derma mereka; jika untuk itu agama kita dipenjara; iman kita disandera; akal kita dikendalikan seperti budak-budak tak merdeka.
Allahumma inna nas’alukal huda wat tuqa wa ‘afaf wal ghina (ya Allah, kami meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, rasa kehormatan, dan rasa kecukupan). Amin Allahumma amin.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Ada crita nih disaudi ada toko lukisan dan menjual lukisan ada lukisan manusia, binatang dan pemandangan. Suatu saat ada razia dr askar kerajaan saudi yg melarang lukisan2 dan membakarnya. Sipenjual yg cerdik tdk kalah cerdik dan tetap menjual lukisan2 nya tp didepan dipampang lukisan malik abdullah yg besar. Askar datang tp sdh tak berani lagi macam2 .....
ReplyDelete