Berbicara pada pertemuan majelis parlemen, Recep Tayyip Erdogan menyinggung perkembangan terakhir di Mesir setelah kudeta militer pada 3 Juli dan pembantaian sipil yang dilakukan oleh pasukan keamanan Mesir.
Menyatakan negara-negara dan lembaga-lembaga yang tidak menyebut peristiwa di Mesir sebagai kudeta, Erdogan menekankan bahwa mereka tidak hanya mengkhianati bukan masa lalu, tapi juga masa depan.
“Kami mengecam keras kudeta di Mesir baik dari sudut pandang kemanusiaan dan berdasarkan hati nurani serta prinsip-prinsip kami,” ujar Erdogan, menambahkan bahwa kudeta tidak bisa memiliki justifikasi hukum, adil dan wajar.
Erdogan mengacu kepada Syaikh Al Azhar, dengan mengatakan “Ketika saya melihat Syaikh Al Azhar di samping pelaku kudeta, saya sangat kecewa.”
PM Turki Erdogan juga mencatat bahwa para pendukung kudeta militer di Mesir mencoba untuk membenarkan kudeta sebagai tindakan demokratis oleh militer Mesir.
“Kudeta adalah kudeta, tak mungkin ada kudeta yang demokratis,” tegasnya.
Erdogan juga mengecam mereka yang menyalahkan Muhammad Mursi, presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir, karena telah melakukan kesalahan sehingga menyebabkan kejatuhannya, sebagai tindakan untuk melegitimasi kudeta militer terhadap rezimnya. Menurut Erdogan semua pihak bisa saja melakukan kesalahan, namun bukan berarti harus dikudeta.[fq/islampos/worldbulletin]
0 komentar:
Post a Comment