BOCORNYA RAHASIA BUKTI PENYIKSAAN TERHADAP PEMIMPIN IKHWANUL MUSLIMIN
Bocoran dokumen interogasi pemimpin Ikhwanul Muslimin (IM), Muhamad Badie, telah terungkap di mana Badie dihina dan diserang oleh polisi sejak penangkapannya pada 20 Agustus 2013 lalu.
Menurut dokumen tertulis, Badie mengatakan bahwa dirinya dipukuli oleh polisi hingga gigi tiruannya rontok.
"Mereka juga menghina nama ayah dan ibu saya," kata Badie, lapor media pengamat Timur Tengah Middle East Monitor (MEMO) yang dipantau Mi'raj News Agency (MINA), Selasa (27/8).
Badie menjelaskan ketidakpedulian Wakil Jaksa Agung tentang apa yang telah terjadi padanya dan mengatakan bahwa pejabat pemerintah buru-buru mengakhiri sidang sebelum dia membaca pernyataannya.
"Ketika saya menjelaskan hal ini kepada Pak Wakil Jaksa Agung di kepolisian Heliopolis, dan sebelum saya memastikan bahwa ia membaca pernyataan saya, keputusan untuk memenjarakan saya dikeluarkan atas dasar semua tuduhan meskipun penyelidikan belum selesai," tegas Badie.
Saluran media resmi Mesir menyiarkan rincian tuduhan terhadap petinggi IM itu bahkan sebelum penyelidikan sidang dan kasusnya selesai.
"Pengacara saya memberitahu bahwa saluran media resmi telah menyiarkan berita pada pukul lima sore, sedangkan penyelidikan kasus saya baru selesai pukul sebelas malam. Hal ini menunjukkan bahwa sistem peradilan di negara ini telah runtuh di bawah otoritas kudeta,” ujar Badie.
Menurut dokumen yang bocor, Badie membantah semua tuduhan terhadap dirinya dan gerakan IM. Tuduhan itu termasuk terorisme, pelanggaran hak-hak warga dan melukai persatuan nasional serta perdamaian sosial.
Badie mengatakan tuduhan itu bertujuan mengalihkan posisi IM dari "korban menjadi pelaku”, dan menegaskan, “mereka tidak akurat, apa yang dibangun di atas kebohongan adalah palsu".
Dia mengatakan, pasukan keamanan telah merekayasa semua tuduhan dan apa yang disebut bukti oleh mereka, termasuk pembakaran gereja dan kejahatan lainnya, dalam rangka memberatkan posisi organisasinya, IM.
Dalam sidang pembelaannya, Badie meminta Jaksa Agung untuk mendengarkan kesaksian Asisten Menteri Pertahanan Jenderal Muhamad Al-Assar. Dia tahu, lanjut Badie, bahwa mantan rezim Husni Mubarak menggunakan taktik yang sama untuk menimbulkan keretakan antara militer dan Ikhwanul Muslimin.
"Membakar gereja dan sejenisnya bukanlah cara Ikhwan," tegasnya.
"Dalam semua sejarah panjang tidak ada bukti bahwa kita pernah melakukan hal-hal seperti itu. Meskipun banyak cobaan dan ribuan anggota kami yang telah menghadapi penyiksaan dan penderitaan di penjara, mereka keluar dengan cinta yang besar untuk militer."
Dokumen tersebut menunjukkan Jenderal Al-Assar setuju dengan pernyataan Badie itu.(mina)
0 komentar:
Post a Comment