Tamarrud, Gerakan Munafiq yang ingin menghancurkan Islam
GERAKAN Tamarod Mesir tak akan pernah berhenti di satu titik. Mereka sudah mendeklarasikan diri untuk menghancurkan partai Islam Mesir dalam pemilihan parlemen tahun depan.
“Kami sudah berhasil menampar gerakan fasis Islam pada 30 Juni silam ketika jutaan orang turun ke jalan untuk menuntut diakhirinya rezim mereka,” kata Hassan Shahin, seorang pemimpin Tamarod senior, dalam sebuah konferensi pers setelah pertemuan dengan ketua 13 partai politik Mesir, Ahad (10/11/2013) kemarin.
Tamarod, yang diketuai oleh Mahmoud Badr dan merupakan penganut Syiah, adalah golongan yang memelopori protes massa 30 Juni terhadap presiden terpilih Mesir Muhamed Mursi.
“Kami besumpah akan memberikan tamparan keras lainnya di wajah mereka dalam pemilihan parlemen berikutnya,” kata Shahin.
Mesir akan menggelar pemilihan parlemen yang pertama pasca-penggulingan Mursi antara Februari dan Maret tahun depan.
Pemilu legislatif disebut-sebut sebagai bagian pertama dari roadmap militer negeri Piramid itu. Selain pemilu legislatif, Mesir juga akan melakukan amandemen konstitusi 2012 dan menggelar pemilihan presiden.
Misi Sulit
Tamarod aktif melobi berbagai elemen partai pemilu dan kekuatan liberal, sekuler dan kiri kelompok Mesir. Tujuan mereka hanya satu: mereka menyebutnya melawan “fasisme Islam”.
Front Nasional Keselamatan, yang meliputi beberapa partai-partai liberal dan sayap kiri terkemuka dan kekuatan politik Mesir, dilaporkan mempertimbangkan ide Tamarod itu.
Namun jangan lupa, koalisi Tamarod ini akan melawan popularitas umat Islam di negara itu, termasuk kaum Salafi yang—entah mengapa dan kemudian menyesalinya—mendukung penggulingan Mursi.
Ikhwanul Muslimin dan Salafi telah berhasil memenangkan sebagian besar kursi di parlemen dalam pemilu terakhir, namun dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi pada bulan Juni 2012, hanya beberapa hari sebelum Mursi berkuasa.
“Saya tidak menganggap Ikhwan merupakan tantangan besar bagi kami,” kata Gamal al – Tohami, kepala Hak Asasi Manusia dan Partai Kewarganegaraan, yang telah diterima untuk bergabung dengan koalisi yang dipimpin Tamarod.
“Ikhwanul memenangkan pemilu dengan memanfaatkan kemiskinan rakyat, tetapi Mesir telah membuka mata mereka terhadap realitas kelompok ini,” katanya kepada kantor berita Anadolu.
“Kami hanya ingin parlemen berikutnya menjadi refleksi jujur dari semangat revolusi 30 Juni,” kata Mohamed al – Nabawi, pemimpin lain dari Tamarod.
” Kami mendesak semua rakyat Mesir untuk berdiri di belakang koalisi ini sehingga revolusi bisa menang di titik akhir,” tambahnya.
Menilik sejarah catatan kemenangan Mursi satu setengah tahun yang lalu, dan bertanya pada nurani hati rakyat Mesir yang terdalam, mungkinkah? Jika mungkin, itu adalah alarm dengan bunyi besar untuk partai-partai politik Islam di belahan negara lainnya: ikut pemilu, menang, digulingkan atau diboikot, kemudian dipangkas habis. Itu yang—jangan pernah dilupakan—sudah terjadi di Aljazair, Gaza (Hamas), dan tentu saja Mesir. [sa/islampos/world bulletin]
0 komentar:
Post a Comment