Dongeng-Dongeng Keajaiban Saat Husein Terbunuh
Terbunuhnya Husein di Karbala secara zalim jelas meninggalkan duka bagi umat Islam. Namun, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk membesar-besarkan masalah hingga berakhir pada perbuatan yang berlebihan, yang dilarang agama.
Kelompok Syiah telah berlebih-lebihan dalam meriwayatkan kejadian ini. Buku-buku sejarah mereka penuh dengan dongeng kejadian-kejadian yang aneh terkait tragedi Karbala.
Contohnya mereka menyebutkan bahwa beberapa saat setelah Husein terbunuh, langit berubah merah. Batu-batu mengeluarkan darah dari baliknya. Jin menangis dan khayalan-khayalan lain yang direka-reka oleh sejarawan Syiah pada waktu itu. Dongeng-dongeng ini diwarisi sampai saat ini untuk membesar-besarkan kejadian tersebut. [1]
Pengkaji sanad riwayat-riwayat itu menyimpulkan bahwa itu adalah kisah yang dhaif dan merusak. Ada riwayat yang perawinya tidak dikenal (majhul) atau orang yang menyembunyikan fakta (mudallis) agar mata generasi berikutnya buta terhadap kejadian yang sebenarnya.” [2] Hanya ada satu riwayat yang disebutkan di Fadhailush Shahabah (II/766) yang menyebutkan bahwa Ummu Salamah mendengar jin menangis iba atas kematian Husein. Disebutkan bahwa riwayatnya hasan.
Di antara kebohongan sejarawan Syiah pada kejadian ini, bahwa keluarga Husein dan pendukungnya yang ditangkap, diarak di atas unta-unta dalam keadaan telanjang. Itulah sebabnya, menurut mereka, punuk-punuk unta Bukhati[3] tumbuh pada hari itu untuk menutup aurat mereka, terutama untuk menutupi kemaluan dan dubur mereka.[4]
Ibnu Katsir, ahli tafsir dan sejarawan warisan umat Islam, menyatakan bahwa itu adalah tindakan Syiah yang berlebih-lebihan. Ibnu Katsir mengungkapkan:
“Syiah telah berlebih-lebihan pada Hari Asyura. Mereka mereka-reka banyak hadits dan kebohongan yang nyata, misalnya gerhana matahari pada hari itu sampai bintang-bintang menjadi kelihatan. Pada hari itu setiap batu yang diangkat, pasti ditemukan darah di bawahnya. Setiap penjuru langit menjadi merah membara. Matahari terbit dan sinarnya seolah-olah seperti darah. Matahari menjadi seolah-olah darah yang menggantung. Bintang-bintang saling bertabrakan. Langit menurunkan hujan darah merah. Merah langit saat itu belum pernah dikenal sebelumnya.
Ketika mereka membawa kepala Husein masuk ke istana pemerintahan, tembok-tembok istana mengalirkan darah. Setiap batu di Baitul Maqdis yang diangkat pasti keluar darah pekat di bawahnya. Unta yang mereka rampas dari Husein, ketika direbus, dagingnya menjadi seperti buah labu. Dan masih banyak kepalsuan lain yang tidak shahih sama sekali.”[5]
(muslimina/kiblat)
——————
[1] Ahdâts wa Ahâdîts Fitnah Al-Haraj, hal. 204
[2] Ibid, hal. 213
[3] Bukhati adalah unta Khurasan
[4] Al-Bidâyah wan Nihâyah, XI/564, 565
[5] Al-Bidâyah wan Nihâyah, XI/576
* Disadur dari Ensiklopedi Sejarah Dr Ali Ash-Shalabi oleh Agus Abdullah. Semoga Allah memberikan pahala jariyah kepada beliau.
0 komentar:
Post a Comment