Lebih dari 300 orang datang ke malam pembukaan pameran karya Mohammad Saba’aneh pada 6 November lalu. Saba’aneh adalah seorang seniman yang dipenjara oleh Zionis selama lima bulan. Ia dipenjara karena beberapa kartun buatannya berasosiasi dengan Hamas, menentang penjajahan Zionis, dan satir lainnya.
Karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil dari pengamatan dan pengalaman Saba’aneh selama di penjara. “Saya merasa sangatlah penting untuk membicarakan tahanan Palestina karena ini merupakan isu kemanusiaan,” tutur Saba’aneh kepada Electronic Intifada.
Tema dari karya-karya Saba’aneh berkisar tentang kunjungan keluarga, kerinduan, hukuman isolasi, perpindahan tahanan, pendidikan, dan perawatan kesehatan di penjara.
Saba’aneh adalah kartunis harian di Al-Hayat Al-Jadida, sebuah surat kabar Palestina. Saba’aneh juga mengajarkan anak muda untuk membuat kartun untuk meningkatkan kesadaran mereka. “Ide utama dari pameran ini adalah untuk menolak penjara-penjara ‘Israel’,” Saba’aneh menekankan.
Selama lima bulan masa tahanan Saba’aneh, ia tidak diberi izin kunjungan keluarga atau bicara melalui telepon. Satu-satunya cara ia mengontak istrinya adalah melalui telepon genggam yang disimpan diam-diam oleh kawannya sesama tahanan.
Saba’aneh mendeskripsikan betapa buruknya kondisi narapidana dan tahanan di penjara ‘Israel’. Ia menekankan bahwa perawatan kesehatan yang ada sangat memprihatinkan, juga mogok makan yang sering dilakukan tahanan.
Selama dua bulan pertama, pria berumur 34 tahun ini dilarang menulis atau menggambar oleh otoritas penjara ‘Israel’. Setelah dua bulan, ia pun menggambar siang dan malam. Gambar yang dibuatnya sengaja dikosongkan di beberapa bagian agar penjaga tidak tahu bahwa ia sedang melukis tentang penjara. Setelah dibebaskan, baru ia mengisi bagian yang kosong tersebut dengan detail terkait penjara. * (/muslimina/Electronic Intifada | Sahabat Al-Aqsha)
0 komentar:
Post a Comment