Fremasonry : Kami Adalah Arsiteknya Tuhan, Maka Bergabunglah !
Pembedahan struktur Fremansonry
Struktur Fremasonry dibuat berdasarkan sangat ke-hati-hatian maka di dalam organisasi freemason dibuat 33 tingkatan yang berbeda, struktur tersebut memungkinkan untuk memfasilitasi keanggotaan Goyim (Non Yahudi) pada skala rendah selama bertahun-tahun, sehingga mereka dapat berpartisipasi tanpa mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi, dengan gambaran atau ilusi yang mungkin mereka tahu atau akan diketahui nantinya.
Di dasar piramida freemason, adalah orang – yang kebanyakan masyarakat umum – mereka diberikan gambaran atau ilusi bahwa freemason adalah – ‘klub rahasia para pengusaha’ yang dirancang untuk membuat hidup menjadi mudah dengan adanya koneksi yang instan dengan orang-orang yang tepat dalam seluruh perjalanan hidupnya, serta bermacam-macam dan beragam pemberian jasa untuk ‘amal’.
Selanjutnya untuk jenjang yang lebih tinggi dalam piramida freemason, level para eksekutif top – apakah dia menjadi pimpinan perusahaan multi nasional, atau berada di kehakiman, atau di dalam sistem perbankan, atau di bidang jasa media, atau di dalam dunia hiburan, atau didalam angkatan bersenjata, atau di dalam pemerintahan nasional, atau didalam sistem pendidikan, atau berada didalam unit suatu gabungan perusahaan, atau bahkan sebagai salah satu dari kaum bangsawan – seluruh kegiatan freemason dalam tingkat ini menjadi kurang jelas bagi yang belum tahu.
Pada puncak piramida, dimana terdapat gambar mata yang sedang melihat, hanya berisikan orang-orang yang berada di tingkat 33 yang mengetahui apa yang mereka pikirkan dan yang mereka lakukan.
Pada setiap tingkat utama didalam piramida, ada upacara pentahbisan dimana para anggota baru mason tersebut ditahbiskan dan disumpah untuk melakukan apa yang diperintahkan kepadanya dan tidak membocorkan rahasia yang dia ketahui – sampai mati. Ini artinya beberapa posisi top dalam piramida yang telah terpilih mempunyai posisi untuk menyaring perintah-perintah yang diberikan kepada level yang dibawahnya melalui para anggota pada beragam level didalam piramida sedemikian rupa sehingga mereka dan orang-orang yang berada didasar piramida – termasuk masyarakat umum – tidak menyadari keseluruhan dan dasar penetapan strategi, yang membentang melampaui masa hidup mereka sendiri dari kedua arah. Tindakan ini dikoordinasikan tanpa pernah mereka sadari apa yang telah ditambahkan dalam perintah tersebut
Ketika Yahudi Eropa menguasai umat Kristen Eropa (hingga saat ini), mereka mengizinkan bagi siapa yang masih mempunyai pengaruh, atau yang mempunyai posisi dapat mempengaruhi, untuk bergabung dengan klub freemason. – ‘Jika kamu tidak dapat mengalahkan kami, bergabunglah dengan kami. Atau ‘Mengapa harus repot dengan mencoba untuk mengalahkan kami ketika kamu dapat bergabung dengan kami?’ Atau, membujuk mereka bagi yang mempunyai keinginan atas prestise, ‘Apakah anda ingin menjadi orang yang berkuasa penuh?’ Atau, mencoba menarik hati bagi yang beragama, ‘Kami sedang melakukan pekerjaan arsitek – Tuhan – maka bergabunglah dengan kami. ‘ Dan kemudian, Kamilah si arsitek – Tuhan – maka bergabunglah dengan kami.’
Proses yang sama juga diberlakukan terhadap umat Muslim dengan beragam tingkat kesuksesan – tidak hanya untuk para pemimpin politik dan pemimpin ekonomi, namun juga terhadap para pemimpin keagamaan, contohnya, sistem perbankan Yahudi yang haram tersebut bisa secara resmi diperkenalkan dan diterima diwilayah Muslim.
Adalah seorang Goyim (Non Yahudi) anggota freemason berkebangsaan Inggris yang berada dilingkaran kekuasaan – inilah, orang dalam Yahudi Khazar dalam pemerintahan Inggris yang berpura pura seolah-olah beragama Kristen – yang meyakinkan bahwa ‘Pemerintahannya yang agung’ bekerja sama dan melayani kepentingan zionis. Level posisi ini dipegang oleh freemason dalam pemerintahan Amerika dan Perancis dan pemerintahan Inggris untuk mendukung secara ‘internasional’ atas kebijakan di Tanah Suci untuk zionis. Tingkatan posisi khusus inilah yang dipegang oleh freemason dalam semua pemerintahan negara-negara ‘berpengaruh’ dan juga membentuk Liga Bangsa-Bangsa yang pertama, dan kemudian menjadi persatuan bangsa-bangsa (PBB) yang bersatu, untuk memberikan dukungan supra nasional – dan pada akhirnya pengakuan – terhadap penciptaan dan kemudian pengakuan Negara Israel. (Ahmad Thomson)
0 komentar:
Post a Comment