Roubaix, sebuah kota kecil di Timur Laut, Prancis. Kota ini berdekatan dengan perbatasan Belgia. Kota berpopulasi 98.984 jiwa ini memang kalah pamor dan gemerlap dengan Paris, Nice, Bordeux, atau Lyon. Namun, ada satu keistimewaan kota ini dibanding kota lainnya di Prancis.
Roubaix cukup dewasa menerima keberagaman, termasuk menyoal eksistensi Muslim di sini. Ketika Anda berkunjung ke Roubaix, Anda akan melihat perempuan mengenakan jilbab dan rok panjang berjalan leluasa tanpa ada yang melempari mereka dengan tomat atau didekati petugas keamanan lantaran melanggar tata cara berbusana.
Populasi Muslim di kota ini memang bukan mayoritas, namun cukup proporsional. “Saya merasa nyaman di sini,” kata Farid Gacem, pimpinan masjid Abu Bakar, yang sehari-harinya mengenakan pakaian tradisional Muslim, seperti dilansir The Washington Post. Situasi Roubaix jelas kontras dengan kota lainnya yang masih kaku dalam melihat keberagaman kendati mereka hidup dalam negara sekuler.
Banyak ketegangan terjadi, apalagi selama bulan suci seperti sekarang. Sebagai contoh saja, di Trappes, Barat Laut Paris, terjadi pertengkaran antara polisi dan Muslim yang mengenakan niqab. Di pinggiran Paris, wali kota menolak permintaan umat Islam mendirikan mushola guna dimanfaatkan selama bulan Ramadhan.
Di Roubaix, pertikaian yang melelahkan itu tidak ada lagi. Di sana memang pengangguran cukup tinggi, yakni 22 persen. Namun, itu tidak berpengaruh terhadap rasa hormat kepada multikultural. Yang menjadi pertanyaan, apakah Roubaix bisa ditiru kota-kota lain di Prancis. “Kota ini representasi kehidupan harmonis imigran dengan masyarakat Prancis,” ungkap Muhammed Henniche, Sekjen Asosiasi Muslim Seine-Saint-Dennis.
Sikap gagap Prancis terhadap Islam dan Muslim harus diakui merupakan dampak dari rasa enggan pejabat Prancis berbbicara tentang agama. Faktor sekularisme dikambing-hitamkan atas masalah ini. Kalau menilik Roubaix, rasanya tidak ada yang sulit. Wali kota Roubaix tidak ragu menawarkan bantuan kepada umat Islam, termasuk bantuan mendirikan masjid.
Jangan heran, ada enam masjid di sini, tahun depan akan kembali bertambah. Ulama pun diberdayakan guna kesembuhan pasien di rumah sakit. Soal pemakaman, Roubaix menyiapkan tiga lahan pemakaman bagi umat Islam. Subhanallah. “Kalau dilihat dari perkembangannya, seluruh Prancis akan seperti Roubaix,” kata Bertrand Moreu, juru bicara Wali kota.
Saat ini, populasi Muslim mencapai 20.000 ribu atau 20 persen dari populasi umum. Populasi yang cukup besar inii tentu berdampak pada munculnya restoran halal, pemotongan daging halal, toko buku agama Islam dan lainnya. “Motif utama kami itu hidup bersama dengan memperlihatkan identitas Islam dan warga Prancis,” kata Sliman Taleb-Ahmed, Presiden Asosiasi Lembaga Muslim Roubaix. (rol)
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment