Untuk ketiga kalinya dalam enam bulan, sebuah pesawat tanpa awak (Drone) Israel jatuh ke laut sekitar dua kilometer dari pantai Palmahim kibbutz, Selasa (8/10).
Penyebab kecelakaan tersebut belum jelas diketahui. Pada Juli 2013 lalu, pasukan militer penjajah Israel jatuh dengan sebuah pesawat dari jenis yang sama setelah diketahui tanda-tanda adanya kerusakan.
Kejadian serupa terjadi pada Mei 2013, ketika kendaraan udara tak berawak, yang dikenal “Shoval” jatuh di laut setelah diketahui adanya kerusakan mesin.
Pejabat militer penjajah Israel menjelaskan, keputusan untuk menurunkan sistem penerbangan UAV (Unmanned Aerial vehicle) karena kekhawatiran kontrol atas pesawat tak berawak itu akan menabrak daerah penduduk.
Sebelumnya, pada Januari 2012, berbagai jenis pesawat tanpa awak Heron, yang dikenal “Eitan” jatuh di Israel selatan saat uji coba terbang. Penerbangan itu dilakukan sebagai pengujian komponen navigasi baru untuk pesawat UAV.
Penyelidikan awal menunjukan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kerusakan teknis, lapor kantor berita berbasis di Gaza, Al-Ray yang dipantau Mi'raj News Agency (MINA), Kamis (10/10).
Dalam berita terkait, kapal perang Israel melepas tembakan ke arah pantai Gaza pada Rabu pagi (9/10), namun dilaporkan tidak ada korban cedera.
Sumber-sumber lokal mengatakan, ledakan keras terdengar saat fajar, akhir-akhir ini mereka mengakui bahwa peluru yang diluncurkan oleh kapal perang Israel adalah peluru artileri.
Kapal perang penjajah Israel melepaskan tembakan secara teratur terhadap nelayan Palestina dan rumah di dekat dengan pantai. (mina)
0 komentar:
Post a Comment