Rufaidah (18 tahun) menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam demonstrasi menentang kudeta di Mesir pada tanggal 6 Oktober kemarin. Dia adalah seorang mahasiswi tahun kedua fakultas farmasi di Bani Suwaif.
Sehari sebelumnya, dia menulis di akun facebooknya, “Di antara kita ada yang besok turun jalan lalu pulang ke rumah. Di antara kita ada yang turun jalan lalu masuk tahanan. Di antara kita ada yang turun jalan tapi tidak kembali ke dalam kehidupan lagi. Tapi semuanya harus turun untuk membela negara yang sedang diculik sementara.
Di negara kita ada hak orang-orang yang telah dibunuh dan dibakar. Negara kita ini adalah tempat kembali orang-orang yang telah dibunuh dan dibakar.
Di negara kita ada mimpi generasi yang selama ini selalu dicuri. Di negara kita ada air mata ibu, isteri dan puteri orang-orang yang telah meninggal. Di negara kita ada anak-anak yang telah dibuat yatim, hati yang sedih menderita, orang-orang yang dipaksa, orang-orang yang dimiskinkan.
Tapi di negara kita juga ada militer yang bersepatu bot dan seragam negara, menindas orang-orang lemah dan merampas kemuliaan mereka.”
Pada hari Ahad kemarin, secara serentak terjadi demonstrasi besar-besaran di seluruh Mesir. Tanggal 6 Oktober adalah libur nasional di Mesir untuk memperingati perang melawan Israel. Momen ini digunakan untuk memobilisasi massa menentang kudeta militer di Mesir.
Militer melakukan tindakan represif menanggapi demonstrasi ini, hingga jatuh lebih dari 100 korban meninggal dan puluhan lainnya terluka di seluruh Mesir. (msa/dakwatuna/twsela)
0 komentar:
Post a Comment