Pemenang Hakiki dalam Perang Tanpa Henti


Makmun Kiwani

Dalam perang 7 Oktober 1973, runtuhnya legenda Israel dan Arab sekaligus. Militer Israel tidak lagi menjadi kekuatan tak tertandingi. Peperangan rakyat pastilah panjang. Peperangan yang melibatkan Arab dan Palestina di satu sisi dan Israel di sisi lain adalah dalam rangka kepentingan solusi politik dengan format sesuai seperti konsep Henry Ksingger. Yang terpenting bahwa massa dan public Arab yang menolak mundurnya Jamal Abdul Nasher setelah perang 1967 telah terlibat dalam perang bersama militer dan para jenderalnya dalam perang 1973 dan keluar setelah di jalan-jalan Kairo dan Damaskus menyambut baik presiden Amerika Richard Nicson.

Sementara di Israel, setelah 40 tahun dari perang itu, pihak pengawas militer Israel di setiap tahun mengeluarkan berbagai dokumen dan data-data terkait perang 1973. Mereka menggugat rencana pertahanan Israel. Ini yang mendorong Menteri Keuangan Israel kala itu untuk mengatakan, “Hanya satu langkah, kemudian Israel hancur”. Israel juga mencari penyebab kekalahan mereka dalam perang tersebut. Dibentuklah Tim Pencari Fakta Agronat setelah melakukan pencarian fakta panjang bersama pada elit militer, keamanan dan politik lainya di Israel yang menyimpulkan bahwa ada tindakan keteledoran besar pasukan Machdal yang menyebabkan terjadinya peristiwa di empat hari pertama di perang 1973; militer Suriah berhasil menerobos garis perbatasan gencatan senjata (wilayah perbatasan jajahan tahun 1967), penguasaan Arab terhadap bukit Syekh, militer Mesir melintas terusan Suez menuju tepi timur terusan dan menghancurkan garis pertahanan Israel “Barlef”.

Di akhir bulan September 2006, sebagian besar laporan Tim Pencari Fakta Agharonot yang menyimpulkan kepada satu paket menuding elit politik dan militer tidak melakukan memprediksi hingga pagi hari perang sebagai perang besar yang hendak terjadi. Dan ketika ketua badan intelijen Israel mengumumkan bahwa Mesir dan Suriah ingin menggelar perang di front utara dan selatan tidak ditanggapi sebagai peringatan perang jangka pendek untuk menggalang pasukannya atau memasukkan pasukan cadangan ke pasukan inti. Tim pencari fakta Israel menunjuk tiga faktor kekalahan dalam perang ini yang dianggap kegagalan besar Israel karena tidak siap perang, salah dalam prediksi bahwa Mesir tidak menggelar perang kepada Israel kecuali kemampuan pasukan udaranya terjamin dan bahwa Suriah tidak menggelar perang besar terhadap Israel kecuali bersama Mesir, dan kepercayaan diri berlebihan atas kemampuannya sehingga tanpa memberikan aba-aba sirine peperangan di waktu yang tepat.

Bahkan buku berjudul Perang Yom Kippur karangan Ronen Bargaman dan Jeil Matser tentang dokumen rahasia protocol badan keamanan umum Israel yang menegaskan bahwa Israel meremehkan pasukan Arab. Dokumen itu berisi kesaksian. Di hari kedua peperangan itu Israel dikagetkan dengan serangan pasukan Arab dan melarikan diri ke dataran tinggi Golan.

Dalam buku di atas disebutkan pada 7 Oktober, Israel menarik diri ke Golan dan membuat garis pertahanan dan garis gencatan senjata di aliran sungai Jordania. Israel memperbaiki pertahanan.

Yang perlu ditegaskan di sini, Presiden Amerika Nixon ingin perang 1973 untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. Dan setelah menlu AS menyampaikan kondisi lapangan, presiden menjawab singkat bahwa titik utama adalah “siapa yang menang dalam peperangan ini”. Masalahnya bukan masalah tanah dan wilayah ini yang kita pelajari dua perang dunia pertama dan kedua namun siapa yang mengalahkan musuhnya.

Dokumen-dokumen Amerika mengisyaratkan bahwa Nixon saat itu membahas kesepakatan sebagai hasil perang itu. Karena itu Menlu AS saat itu menegaskan bahwa dukungan militer untuk Israel bukan bertujuan melanjutkan perang namun sebaliknya menjaga perimbangan sebab dengan perimbangan akan terwujud kesepakatan solusi damai. (El Haleej Emirat) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment