Mujahid Muda


By Nandang burhanuddin

Dalam perjalanan ke salah satu masjid Jumat kemarin, saya melihat kerumunan anak-anak usia 7-10 tahun yang nampaknya asyik bermain. Saya lihat mereka membuat lingkaran, berpegangan tangan, jongkok-berdiri. Lalu mereka bersama-sama meneriakkan yel-yel: "Abdul Fattah (As-Sisi) huwas siffaah). As-Sisi pembantai. Mereka nampak riang. Sesekali penglihatan mereka tertuju ke flat-flat di ujung atas lantai 4. Saya lihat seorang ibu membuka jendela dan teriak menyuruh anak-anak untuk diam.

SubhanaLlah. Kendati semua sekolah di semua level didatangi militer dan polisi. Doktrin kudeta dipaksakan hingga anak TK-SD. Namun nurani anak-anak yang masih fitri, menolak segala bentuk dusta, provokasi, ataupun agitasi. Anak-anak yang tak hapal ribuan hadis atau ayat. Namun mampu berpikir jernih. Tak jarang di antara mereka, saat SMP-SMA menjadi asybal (pandu\pramuka).

Dalam tragedi Rabi'ah, pramuka muda ini ikut aktif membagikan logistik kepada jutaan demonstran antukudeta.

Hingga suatu hari, saya dapat cerita bahwa sosok pembina anak-anak remaja di daerah anak-anak adi bermain, menemui syahid setelah ia berdiri gagah mengibarkan bendera putih ke hadapan tank baja militer. Namun bendera putih tak membuat militer-polisi jatuh hati. Malah semakin hilang kontrol, menembak-menabrak-hingga menggilasnya persis di hadapan anak-anak pandu\pramuka ang ia bina.

Mujahid muda yang baru 1 tahun menikah, istrinya baru saja melahirkan dan belum habis masa nifasnya. Kini ia telah tiada!

Saya pun berguman dalam hati, "Pantas saja Ikhwan susah ditumpas penguasa rezim manapun. Penyebabnya terang benderang: Ikhwan menjadikan dirinya contoh perjuangan, bukan sekedar memaparkan kisah-kisah heroisme+patriotisme di buku-buku pelajaran." DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment