Akibat Terlalu Benci Islam, Kursi Bus Dianggap Muslimah Berhijab


Unggahan foto di akun Facebook milik kelompok anti-imigran asal Norwegia, Fedrelandet viktigst (Fatherland first) menjadi bahan olokan di dunia maya.

Sebabnya adalah mereka mengunggah gambar deretan kursi di dalam bus kota dan dianggap sebagai sekumpulan muslimah mengenakan jilbab panjang (burka).

Dilansir The Guardian, Rabu (2/8/2017), setelah foto itu diunggah ke laman Facebook kelompok itu, ramai komentar bermunculan.

Anggota kelompok itu menulis komentar terkesan konyol menganggap kursi-kursi penumpang dianggap sebagai muslimah berjilbab itu membawa bom atau senjata. Sejumlah celotehan bernada serupa sahut menyahut di kolom komentar.

“Itu terlihat menyeramkan,” tulis seorang anggota Fatherland first.


“Harus dilarang. Kamu enggak bisa tahu apa yang mereka sembunyikan di balik (jilbab)nya. Bisa jadi teroris,” tulis anggota Fatherland first lainnya.

“Usir mereka dari sini,” sambung anggota lainnya.

Jurnalis Norwegia, Johan Slattavik, mengatakan unggahan itu menarik untuk dianalisa tentang bagaimana melihat pendapat orang-orang setempat yang berpikiran sempit.

Ketua Pusat Antirasis Norwegia, Rune Berglund Steen, mengatakan fenomena itu memperlihatkan bagaimana orang-orang hanya mau melihat dari satu sudut pandang, dan menganggap muslimah sebagai ancaman.

Kalangan faksi minoritas koalisi antara kaum konservatif dan Partai Perubahan Norwegia kini sedang mengusulkan rancangan aturan membatasi muslimah.

Mereka bakal melarang muslimah mengenakan jilbab dan cadar. Mereka ingin menyusul Prancis, Belanda, Belgia, Bulgaria, dan Negara Bagian Bavaria di Jerman sudah menerapkan mengharamkan penggunaan jilbab bercadar. Alasannya tidak masuk akal lantaran dianggap menyulitkan dalam berkomunikasi.

sumber : batamnews
DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment