Penulis : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Follow Me : @assyarkhan
Terlepas dari counter attack dari Petinggi PDI-P terkait foto menjijikan yang tersebar luas di Media Sosial baik Facebook maupun Twitter, Petinggi PDI-P menyatakan bahwa foto seorang kader PDI-P di rancaekek yang meminum air bekas cucian kaki Megawati Ketua Umum PDI-P dan kemudian dibuat untuk mencuci muka sang kader adalah bentuk serangan kampanye hitam, menurut Saya itu semua tidak lebih dari sekedar cara PDI-P mencari simpati rakyat Indonesia, Kemungkinan terbesarnya adalah Foto itu sengaja disebar PDI-P dengan sengaja untuk kemudian menjadikannya alat untuk dijadikan alasan bahwa PDI-P mendapatkan kampanye hitam, logika sederhananya adalah Foto itu kegiatan internal Partai, jika PDI-P tahu bahwa foto itu bisa merusak citra partai sangat tidak mungkin Foto itu tersebar kecuali memang ada unsur kesengajaan.
Sebagaimana yang diheboh dunia maya tersebarnya Foto-Foto Kader PDI-P yang mencuci kaki Megawati, kemudian meminum air bekas cucian dan membasuhkannya ke wajahnya adalah tindakan Pengkultusan yang secara agama yang dianut oleh Megawati sangat terlarang.
Apa yang terlihat dalam foto tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Imam-Imam Syi’ah yang mana bahkan kotoran para Imam pun dimakan dan dimandikan oleh pengkut Syi’ah, atau apakah karena ada kesamaan dalam “Pengkultusan Manusia” inilah yang membuat DR. Jalaludin Rahmat yang merupakan Imam Syi’ah di Indonesia bergabung dengan PDI-P dan menjadi Caleg DPR-RI? Hanya Jalal dan Megawati yang tahu soal ini.
Keterangan Foto ini adalah seorang warga Sumedang, Jawa Barat bernama Cecep Ondon Iskandar, (68) lelaki yang minum air bekas membasuh kaki Megawati Soekarnoputri mengaku bangga karena telah berhasil melaksanakan cita-citanya.
Pria kelahiran Tomo, Kabupaten Sumedang ini mengaku samasekali tidak jijik meminum air bekas mencuci kaki Mega. “Saya merasa tidak jijik dan bangga bisa memenuhi cita-cita saya yang sudah lama diidam-idamkan itu,” kata Cecep.
Apa yang terjadi dalam foto ini bukan pertama kali dilakukan Megawati dan PDI-P, seperti sudah menjadi budaya bahwa Pengkultusan Individu bak Nabi sudah menjadi tradisi PDI-P, Seperti Cap Stempel Darah mendukung Megawati menjadi Presiden di Pemilu-pemilu yang lalu, kemudian lahir juga Jokowi yang diberlakukan sama, semuanya serba diberi nama Jokowi seperti Kerbau dalam foto dibawah ini :
Artikel Lengkapnya dapat Anda baca di Artikel “Jokowi Itu Memang Kerbau”
Sebagai Penutup bahwa tidak ada Demokrasi sejati ketika budaya yang dibangun adalah budaya “Kultus” “Pendewaan”, Mengaku Nabi, Mengaku Suci, Pendukung membabi buta, anti kritik dan menyerang pengkritik dengan berbagai cara baik teror mental, bahkan sampai teror fisik.
Jika ini berlanjut maka tidak akan ada Demokrasi yang sebenarnya di Indonesia, Demokrasi yang dibangun dengan Pengkultusan adalah Demokrasi semu bahkan dalam demokrasi kelompok ini dapat disebut Hama Demokrasi.
Saya Penggemar Soekarno dan Saya meyakini Soekarno tak pernah perlu merasa dirinya perlu disucikan bak seperti Imam-Imam Syi’ah yang meminta kotorannya harus dimandikan oleh para pengikutnya (Menjijikkan).
Jakarta, 11 Maret 2014
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment