BELAJAR DARI KEBEBALAN POLITIK TIMUR TENGAH


Oleh : Ahmad Dzakirin

Pasca Arab Spring, kegaduhan dan kekonyolan politik di Timur Tengah memberikan pelajaran teramat berharga bagi akal Muslim:

1. Kelompok sekuler di negara-negara Arab bukan siapa-siapa, bukan kekuatan politik populer di negeri-negeri Muslim. Mereka (baca: kelompok liberal) tidak lebih dari pecundang yang hanya mengandalkan dukungan dan belas kasihan dari para rejim diktator tanpa rasa malu, sekalipun mengingkari komitmen dan menghancurkan martabat manusia.

2. Arab Saudi memanipulasi agama untuk kepentingan eksistensi dinasti Saud, dengan harga pembinasaan Ikhwanul Muslimin dan rusaknya hubungan persaudaraan dengan negara-negara Muslim sekawasan.

Pertanyaannya, jika Ikhwan dianggap ancaman eksistensial bagi Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain, mengapa persepsi yang sama tidak dimiliki monarki Qatar. Ikhwan dikenal sebagai gerakan damai dan tidak menggunakan kekerasan. Lebih dari itu, tidak ada Ikhwan di Arab Saudi, namun kebencian monarki Saudi melebihi kebenciannya atas musuh-musuh tradisional Islam, sehingga perlu mencapnya sebagai gerakan TERORIS dan menghukum Qatar karena membela IKhwan yang dizalimi kekuasaan Firaun abad modern? Islamikah negeri yang dibangun atas dasar intimidasi serta menciptakan ketakutan?

Problemnya, kata Muhammad Perves Bilgrami, Ikhwan tidak menganut doktrin, 'Kesetian Buta' sebagimana halnya doktrin KELOMPOK SALAFI, yang SUKSES sebagai kuda tunggangan kekuasaan Dinasti Saud. Problem Ikhwan bukan pemerintahan monarki, namun gerakan Islam ini menentang pemerintah yang korup, mencuri uang rakyat dan menindas martabat manusia. Saudi masuk dalam kategori ini karena sudi membiayai rejim bergelimangan darah orang-orang Mukmin. Inikah tanda-tanda berakhirnya rejim yang korup? Insya Allah.

3. Kelompok Salafi tidak dapat menjadi faktor perubah (agent of change). Ditengah kekakuan sikap dalam beberapa masalah fiqh, mereka tidak pernah menjadi ancaman bagi kekuasaan manapun. Di Mesir, mereka mendorong Ikhwan bersikap kaku dalam rancangan Konstitusi, namun mereka bersegera meninggalkan Ikhwan setelah ditumbangkan rejim militer.

Jika mereka berpandangan melawan negara adalah perbuatan dosa, mengapa mereka tidak berfatwa bahwa kudeta militer dan menumpahkan darah rakyat adalah perbuatan yang dikutuk agama? Alih-alih, mereka justru sangat bersemangat membangun kebencian atas sesama Muslim karena perbedaan sudut pandang dan beberapa urusan cabang dalam agama.

Wallahu Musta'an, semoga Allah menolong orang-orang beriman dan meluruskan yang bengkok. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. semoga Allah menolong orang-orang beriman dan meluruskan yang bengkok.. >> aamiin

    ReplyDelete