Ayatollah Makarem Shirazi, salah satu ulama Syiah senior dan seorang profesor terkemuka di kota seminari Syiah, Qom, telah memperingatkan peningkatan jumlah Sunni di Iran, di mana ia mengumumkan secara terbuka menyatakan keprihatinan yang mendalam pada konferensi "Internasional Imam As Sajjad."
Ketika ia mengatakan "hari ini kita melihat kaum Sunni membeli tanah di pinggiran kota Mashhad (Khorasan) untuk meningkatkan jumlah mereka." Dan pada acara yang sama, dia mengatakan: " Setiap orang yang menginfakkan satu riyal untuk mempromosikan Syiah berarti membantu stabilitas dan keamanan Iran."
Marja’ Syiah ini sebelumnya menyerang orang-orang beriman yang dijuluki "Wahhabi", julukan ini diberikan oleh Iran pada setiap orang Syiah yang pindah ke Sunni.
Diantara alasan penurunan jumlah Syiah di Iran, beberapa ahli percaya bahwa tingginya jumlah Sunni di Iran adalah hasil dari kesadaran masyarakat Syiah di Iran terhadap hakikat agama Islam yang tersebar melalui media dan Internet, dan juga diskriminasi pemerintah Iran terhadap warga non Persia terutama warga Arab, dan ambisi untuk mewujudkan kerajaan Syiah Persia oleh penguasa Teheran, membuat banyak masyarakat Iran untuk membelot berbalik kepada ajaran Sunni.
Perlu dicatat bahwa sebagian besar rakyat Iran adalah Sunni sebelum kekuasaan dinasti Syiah Shafawi sekitar 500 tahun yang lalu, namun ternyata dengan kekuatan tangan besi, dan kekerasan, serta pembunuhan dan penindasan agar mereka memeluk agama Syiah berkuranglah jumlah warga Sunni Iran, dan beberapa provinsi yang menolak masuknya tentara Shafawi seperti Kurdistan dan Balusytan tetap menjadi Sunni sampai sekarang.
Provinsi Balusytan dan Kurdistan dan Jalestan dan sebagian besar dari daerah pesisir dan daerah Bushehr dihuni oleh mayoritas Sunni, sementara provinsi Ahwaz atau Arabistan, yang Iran sebut dengan nama Khuzestan, terjadi perpindahan besar-besaran dan terus menerus kepada ajaran Sunni dari Syiah Arab yang termasuk mayoritas di wilayah ini.(iz/alarabiya)
0 komentar:
Post a Comment