Antara PKS dan Timnas Brazil


Sopian Putra Gm

Piala dunia akan segera dimulai, Juni 2014 adalah momen yang paling dinantikan para penggemar sepakbola di berbagai belahan dunia. Termasuk saya di antaranya. Apalagi piala dunia kali ini bertepatan dengan liburan anak-anak sekolah dan bulan puasa. Setidaknya kesempatan untuk menyaksikan aksi-aksi hebat seniman sepakbola sedikit leluasa. Tentu saja tanpa harus mengenyampingkan berbagai kewajiban yang ada.

Berbicara tentang piala dunia, tentu obrolan orang biasa diperbincangkan adalah tentang tim favorit atau jagoannya. Mungkin banyak orang menjagokan Perancis, Jerman, Argentina, Italia, Belanda, atau Spanyol. Bagi saya, sejak kenal piala dunia beberapa tahun yang lalu, tepatnya waktu saya masih SD, Brazil adalah tim favorit saya. Entah kenapa saya juga tidak tahu persis alasannya. Yang jelas, bila tim Brazil main mata saya kuat untuk menahan rasa kantuk, tapi kalau tim lain yang main terkadang malah saya yang ditonton sama TV, hehe.. itulah mungkin yang dinamakan antusias.

Bahkan pernah, ketika Brazil gagal melaju ke babak final, saya ikut-ikutan sedih dan tidak bersemangat mengikuti pertandingan piala dunia. Padahal, saya orang Indonesia dan tidak punya hubungan emosional apa-apa dengan Brazil. Tapi itulah mungkin yang dinamakan orang dengan fanatisme. Astagfirullah.. mudah-mudahan tidak menjadikan fanatisme yang sempit dan berlebihan.

Sekarang sih, Alhamdulillah, sudah mulai sedikit bisa berpikir rasional. Sepakbola hanyalah sekedar permainan. Tidak harus menjadi sesuatu yang istimewa dan mempengaruhi diri kita secara berlebihan.

Sedih juga sih, kalau dengar ada orang yang mati-matian bahkan mati beneran membela tim kesayangannya. Perbedaan tim dijadikan sebagai alasan untuk menganiaya bahkan membunuh sesama saudaranya sendiri. Kekalahan tim dianggap sebagai kehinaan bagi diri dan kelompoknya. Naudzubillah.

Ini mau nulis apa ya? Kok jadi mengkritisi ulah suporter. Tapi tidak apa-apa, kan masih ada hubungannya dengan sepakbola ya.

Di Indonesia, sebentar lagi juga akan diadakan perhelatan akbar. Tidak kalah besarnya dengan piala dunia yang akan digelar di Brazil. Even tersebut adalah Pemilu. Ada beberapa partai politik yang menjadi kontestan pemilu kali ini, diantaranya adalah PKS. Tanpa mengurangi rasa hormat, partai lain mohon maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.

Menurut saya, PKS dan tim Brazil memiliki beberapa kemiripan. Pertama, PKS dan Brazil adalah sama-sama tim yang memiliki banyak stok talenta-talenta bagus dan berbakat dalam bidangnya. Timnas Brazil seakan tidak pernah kehabisan stok pemain terbaik dunia. Begitupun halnya dengan PKS puluhan bahkan ratusan kader-kader berkualitas terus bermunculan. Baik tingkat nasional maupun lokal.

Kedua, kalau anda pemerhati permainan Brazil, permainan Brazil akan monoton manakala bisa menggolkan bola ke kandang lawan di menit-menit awal. Tapi kalau mereka kebobolan di menit-menit awal, biasanya permainan mereka akan bangkit dan kelihatan lebih menarik. Dan kebiasaannya juga, permainan Brazil akan tampak menarik bila menghadapi tim-tim tangguh.

Lalu apa kesamaannya dengan PKS? Kader-Kader PKS, bila dalam kondisi tenang, situasi normal, pergerakan kader PKS kurang kelihatan. Tetapi manakala dalam situasi yang tidak biasa dan sedikit ‘menegangkan’ pergerakan kader PKS sangat dinamis dan membanggakan.

Bayangkan saja, hanya dalam tempo beberapa bulan, pergerakan kader-kader PKS mampu menaikkan citra PKS ke level aman. Padahal beberapa waktu sebelumnya beberapa pengamat dan lembaga survey memperkirakan tahun 2014 PKS akan ditinggalkan. Dengan kerja yang luar biasa, kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, kini semakin banyak elemen masyarakat yang jatuh cinta kepada PKS.

Ketiga, publik Brazil begitu mengidolakan tim mereka. Sampai-sampai, sedikit saja pemain atau pelatih timnas Brazil melakukan kesalahan, tidak segan-segan publik mencaci dan mengeritik tim kesayangannya. Begitupun halnya dengan PKS. Banyak orang yang menaruh harapan pada PKS. Karena itu sedikit saja noda yang terdapat pada PKS, maka masyarakat akan marah, menghina, menghujat dan mencaci PKS. Media massa menjadikannya sebagai berita harian. Kalau kader partai lain yang melakukan kesalahan? Ah itu mah sudah biasa. Masyarakat cuek. Tidak peduli.

Aparat penegak hukum pun begitu. Saking cintanya sama PKS, sedikit saja kekeliruan yang dilakukan, anggota PKS dihukum seberat-beratnya. Kenapa? Karena begitu cintanya pada PKS. Karena, menurut mereka, PKS-lah satu-satunya partai yang membawa harapan untuk melakukan perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara, perbaikan nasib masyarakat. Kalau PKS salah jalan, PKS kehilangan idealisme, maka alamat hancur bangsa ini, kira-kira begitu menurut mereka.

Terakhir, jangan harap seru menyaksikan piala dunia tanpa kehadiran tim Brazil. Begitupun halnya dengan pemilu di Indonesia, jangan harap persaingan akan ketat dan menarik kalau PKS tidak ikut serta dalam ‘pertarungan’ ini. Karena itu, kepada pihak-pihak yang menganjurkan ‘Bubarkan PKS’ sebaiknya mulai bertobat. Bisa jadi, tanpa kehadiran PKS, apatisme masyarakat dalam menyalurkan hak politiknya akan semakin meningkat. Kenapa? ‘Gak seru, katanya.

Tahun ini yang menjadi tuan rumah piala dunia adalah Brazil. Kalau di tempat lain saja tim Brazil mampu membungkam lawan-lawannya, terlebih di kandang sendiri. Karena itu, tanpa bermaksud mendahului ketetapan Allah, saya percaya Brazil tahun ini akan kembali menjadi juara piala dunia untuk yang kesekian kalinya. Begitupun halnya dengan PKS, saya yakin PKS akan menjadi juara di pemilu 2014. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment