Disengat Poligami, Anis Matta Makin Menginspirasi
By: Nandang BUrhanudin
****
Suka dan benci, dua rasa yang kini menjadi ideologi. Bila suka ke ubun-ubun, salah dan khilaf pun ditoleransi. Namun jika benci sudah menggerogoti hati, perbuatan positif bahkan dibolehkan syariat menjadi senjata antipati. Objektivitas menjadi barang mahal. Malah para pengklaim azas objektivitas pun cenderung subjektif.
Menjadikan poligami Presiden PKS sebagai senjata politik, adalah salah kaprah. Bangsa ini lahir dan berkembang biak dari poligami. Bacalah sejarah para raja, patih, hingga para pejabat kontemporer negeri ini. Kita akan menemukan, hanya segelintir orang saja yang menganut azas "monogami". Sisanya anti syariah poligami, memilih beristri satu, namun selingkuhannya seribu.
Saya tidak bermaksud membela Presiden PKS. Namun yang saya ketahui, poligami Ust. Anis Matta memiliki perbedaan dengan poligami tokoh-tokoh nasional lainnya;
1. Bung Anis menikah untuk yang kedua kali sebelum menjadi pejabat publik. Sementara Bung Karno, Mantan Wapres Hamzah Haz, dan banyak pejabat melakukan poligami setelah menjadi "pejabat publik." Dipastikan poligami Bung ANis terbebas dari penggunaan wewenang dan dana negara.
2. Tata kelola rumah tangga Bung Anis, adalah tata kelola 'amal jama'i. Yaitu tata kelola dimana semua dilibatkan dan tidak ada satu istri yang lebih ditonjolkan daripada istri yang lain. Apakah hal ini berlaku pada tata kelola keluarga poligami pejabat di neger ini? Hampir tidak ada gossip apalagi cekcok.
3. Titik tolah poligami Bung Anis adalah; Membangun mahligai CInta. Dibuktikan dengan kerja nyata. Nah, mahligai cinta ini diperindah dengan mahkota harmoni. Nampak Bung Anis tengah belajar, bagaimana mengelola emosi-emosi masyarakat dimulai dari kemampuan mengelola emosi-emosi keluarganya.
Di level ini, poligami Bung ANis sangat menginspirasi. Saya menghindarkan diri dari praktik poligami tokoh lainnya. Alasannya, poligaminya tidak menginspirasi. Wallahu A'lam.
0 komentar:
Post a Comment