Banyak yang Tewas, Tentara Zionis: Kami Tak Pernah Dilatih Hindari Mortir


Empat tentara penjajah Zionis (IDF) yang tewas Senin, tidak dalam pertempuran tetapi karena berada di jangkauan tembak. Mereka tewas di dekat Jalur Gaza ketika sebuah mortir ditembakkan pada lokasi mereka  sedangkan mereka tidak menemukan tempat perlindungan.

Yedioth Ahronoth (30/7/2014) melaporkan sejumlah keluhan pasukan penjajah mengenai kurangnya langkah-langkah keamanan di luar medan perang. Mereka menyatakan belum pernah menerima pelatihan mengenai cara menghadapi serangan mortir.

Salah satu cadangan tempur yang juga tinggal dekat perbatasan menyatakan, “Saya tidak yakin di mana lebih aman, di dalam atau di luar (Gaza).”

Setelah serangan mortir yang merenggut nyawa Staf Sersan Adi Briga, Staf Sersan Eliav Kahlon, Kopral Maeidan Biton, dan Kopral Niran Cohen, pihak prajurit penjajah mengatakan bahwa mereka tidak diinstruksikan benar pada prosedur yang harus diikuti selama peristiwa tersebut.

“Sampai saat ini, hampir dua minggu setelah kami dipanggil, kami belum menerima briefing khusus mengenai prosedur yang benar untuk menghadapi serangan mortir,” kata Ya’akov.

“Tidak ada pejabat telah memberikan perintah yang jelas. Apakah kita memasukkan tank atau APC atau lebih baik untuk lari ke ruang terbuka dan berbaring di tanah?” Tambah prajurit yang bergabung dengan pasukan penjajah di Gaza selama sepekan setengah ini.

David Solmani, yang telah dipanggil untuk melayani di unit medis, ia sering memperingatkan kepada pasukan tempur akan keselamatan mereka. ”Karena saya diperintahkan bergabung, saya berteriak pada petugas dan komandan yang belum menetapkan contoh pribadi ketika mereka telah berjalan tanpa jaket antipeluru dan helm.”

“Orang-orang menatap seperti paranoid dan menertawakan saya. Saya percaya ada keinginan teman sebaya dari prajurit untuk bertindak macho. Dimana tidak ada tempat penampungan portabel, tidak ada silinder beton, tidak ada tanah galian, dan tidak ada yang pengarahan dengan baik. Saya marah ketika seseorang meremehkan nyawanya. ”

Amir, seorang prajurit di Divisi Lapis Baja ke-7, mengatakan insiden Senin tersebut baru  membuat mereka tersadar.”Sebelum itu, kita semua, termasuk saya, yang cukup acuh tak acuh,” akunya.

“Kemarin kita terkejut, karena berpikir bahwa di luar Jalur Gaza itu jauh lebih aman. Tapi itu tidak benar. Untuk amannya, teman-teman saya dan saya sudah mulai berjalan-jalan dengan jaket antipeluru dan helm panas di sini. Ini bisa menyelamatkan nyawa. “(hidayatullah) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment