Melacak Sejarah Haman, yang Tidak Diberitakan Al-Kitab”
“Nama “Haman” tidaklah diketahui hingga dipecahkannya huruf hiroglif Mesir di abad ke- 19. Ketika hiroglif terpecahkan, diketahui bahwa Haman adalah seorang pembantu dekat Fir’aun, dan “pemimpin pekerja batu pahat”. Hal teramat penting di sini adalah bahwa Haman disebut dalam AlQur’an sebagai orang yang mengarahkan pendirian bangunan atas perintah Fir’aun. Ini berarti bahwa keterangan yang tidak bisa diketahui oleh siapa pun di masa itu telah diberikan oleh Al Qur’an, satu hal yang paling patut dicermati.” .
Fakta sejarah yang tidak terungkap dalam alkitab, telah menjadi bukti bahwa Al-Quran adalah Wahyu Allah, berani menyatakan bahwa Haman adalah orang penting Firaun, pembantu firaun yang punya peran penting, sebagai pengarah bangunan. Itulah sebabnya Al-Quran menyatakan kalau Firaun sangat menggantung pada haman dalam penataan bangunan, sehingga muncul hayalan Firaun kalau Haman pasti bisa membuat menara, tempat firaun kelak memanah Tuhannya.
Tetapi berita Haman ini, tidak semua bisa menerima keabsahan sejarahnya, sebab kata Haman, tidak detail diriwayatkan dalam Alkitab, melainkan dalam quran, kitab yang lahir jauh sesudah keberadaan alkitab.
Quran menegaskan kalau Haman itu ahli bangunan, arsitektur bangunan Firaun, perannya adalah pemimpin pekerja batu pahat, artinya staf ahli Firaun di bidang bangunan
“dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir´aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu”. (al-Qashash 6)
“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir´aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir´aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah”. (al-Qashash 8)
“Dan berkata Fir´aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (al-Qashash 38)
Dan berkatalah Fir´aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu (Ghafir 36)
Ayat ayat tersebut membuktikan kalau Haman punya peran penting sebagai perancang bangunan atau staf ahli bangunan Firaun. Anehnya, nama “Haman” tidak pernah disebutkan dalam bagian-bagian Taurat yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Musa AS. Tetapi, penyebutan Haman dapat ditemukan di bab- bab terakhir Perjanjian Lama sebagai pembantu raja Babilonia yang melakukan banyak kekejaman terhadap Bani Israil kira- kira 1.100 tahun setelah Nabi Musa AS. Al Qur’an, yang jauh lebih bersesuaian dengan penemuan-penemuan kepurbakalaan masa kini, benar-benar memuat kata “Haman” yang merujuk pada masa hidup Nabi Musa AS.
Haman versi alkitab bukanlah Haman dalam Al-Quran, karena Haman versi alkitab adalah pembantu kerajaan Babilonia, sedangkan Haman versi al-Quran, adalah staf ahli bangunan Firaun, perhatikan Quran. Tetapi untuk membuktikan kebenaran ini, diperlukan rujukan temuan atau fakta fakta sejarah yang tidak meragukan.
Pada tahun 1799, kegembiraan besar terjadi di kalangan sejarawan dan pakar lainnya, rahasia hiroglif Mesir kuno terpecahkan melalui penemuan sebuah prasasti yang disebut “Batu Rosetta.” Penemuan mengejutkan ini berasal dari tahun 196 SM. Nilai penting prasasti ini adalah ditulisnya prasasti tersebut dalam tiga bentuk tulisan: hiroglif, demotik (bentuk sederhana tulisan tangan bersambung Mesir kuno) dan Yunani. Dengan bantuan naskah Yunani, tulisan Mesir kuno diterjemahkan. Penerjemahan prasasti ini diselesaikan oleh orang Prancis bernama Jean-Françoise Champollion. Dengan demikian, sebuah bahasa yang telah terlupakan dan aneka peristiwa yang dikisahkannya terungkap. Dengan cara ini, banyak pengetahuan tentang peradaban, agama dan kehidupan masyarakat Mesir kuno menjadi tersedia bagi umat manusia dan hal ini membuka jalan kepada pengetahuan yang lebih banyak tentang babak penting dalam sejarah umat manusia ini. Melalui penerjemahan hiroglif, sebuah pengetahuan penting tersingkap: nama “Haman” benar-benar disebut dalam prasasti-prasasti Mesir. Nama ini tercantum pada sebuah tugu di Museum Hof di Wina. Tulisan yang sama ini juga menyebutkan hubungan dekat antara Haman dan Fir’aun.
1 Dalam kamusPeople in the New Kingdom , yang disusun berdasarkan keseluruhan kumpulan prasasti tersebut, Haman disebut sebagai “pemimpin para pekerja batu pahat”.
2 Temuan ini mengungkap kebenaran sangat penting: Berbeda dengan pernyataan keliru para penentang Al Qur’an, Haman adalah seseorang yang hidup di Mesir pada zaman Nabi Musa AS. Ia dekat dengan Fir’aun dan terlibat dalam pekerjaan membuat bangunan, persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an. Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah haiHaman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (QS. Al Qashas, 28:38) Ayat dalam Al Qur’an tersebut yang mengisahkan peristiwa di mana Fir’aun meminta Haman mendirikan menara bersesuaian sempurna dengan penemuan purbakala ini. Melalui penemuan luar biasa ini, sanggahan-sanggahan tak beralasan dari para penentang Al Qur’an terbukti keliru dan tidak bernilai intelektual. Secara menakjubkan, Al Qur’an menyampaikan kepada kita pengetahuan sejarah yang tak mungkin dimiliki atau diketahui di masa Nabi Muhammad SAW. Hiroglif tidak mampu dipecahkan hingga akhir tahun 1700-an sehingga pengetahuan tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya di masa itu dari sumber-sumber Mesir. Ketika nama “Haman” ditemukan dalam prasasti-prasasti kuno tersebut, ini menjadi bukti lagi bagi kebenaran mutlak Firman Allah.
Kebenaran yang tidak terungkap dalam alkitab justru banyak kalangan sejarah alkitab, kalau Haman yang di gembar gemborkan sebagai Pembantu Babilonia adalah salah total.
0 komentar:
Post a Comment